TEMPO.CO, Laut Hitam - Dua pesawat tempur canggih Amerika Serikat dan Rusia nyaris bertabrakan di atas Laut Hitam pada Senin, 29 Januari 2018. Insiden ini memicu protes dari Kementerian Luar Negeri AS, yang menilai manuver pesawat tempur Rusia membahayakan.
Dua pesawat tempur Amerika Serikat, EA-18G Growler tiba di Pangkalan Udara Osan, Pyeongtaek, Korea Selatan, 4 Desember 2017. EA-18G Growler akan mengikuti latihan besar-besaran Angkatan Udara Amerika Serikat dan Korea Selatan, Vigilant Ace. AP/Ahn Young-joon
"Pesawat tempur Rusia melakukan interaksi tidak aman terhadap pesawat AS EP-3 di kawasan udara internasional, mendekat hingga sekitar 1,5 meter dan melintas tepat di depan jalur pesawat EP-3," begitu pernyataan dari Kemenlu AS seperti dikutip media Reuters, Senin, 29 Januari 2018.
Baca: Penyerahan Pesawat F-16 Hibah Amerika ke TNI AU Tertunda
Media Rusia, RIA, melansir EP-3 sebagai pesawat pemantau yang dicegat oleh pesawat tempur Rusia. "Setelah pesawat pemantau dari Angkatan Laut AS mengubah haluannya dan menjauh dari wilayah perbatasan, pesawat SU-27 kembali ke pangkalan," ," kata Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip RIA.
Baca: Didesak Turki, Amerika Serikat Tolak Tarik Pasukan dari Manbij
Hubungan AS dan Rusia memburuk belakangan ini setelah didului sejumlah rangkaian perbedaan kebijakan politik. Aneksasi Rusia ats Crimea membuat AS mengenakan sanksi. Sedangkan pemasangan rudal AS di kawasan Eropa juga membuat Rusia menyatakan protes.
Kantor berita TASS menulis bahwa Rusia akan memodernisasi bomber jarak jauhnya, Tu-22M3 Backfire, mulai awal 2018 dan pesawat pertama akan terbang, pada akhir 2018. Tupolev Aircraft Company, pembuat pesawat pembom jarak jauh Tu-22M3, akan memeodernisasi 30 pesawat. cdn.rbth.com
Belakangan, lembaga intelejen Amerika menuding Rusia melakukan intervensi untuk memenangkan Donald Trump pada pemilihan Presiden AS 2016. Presiden Vladimir Putin membantah hal ini. AS dikabarkan akan mengenakan sanksi kepada sejumlah tokoh Rusia yang dekat dengan Putin sebagai sanksi atas dugaan intervensi Rusia terhadap pilpres AS.