Utusan Khusus PBB untuk Myanmar: Indikasi Kuat Militer Genosida

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Minggu, 4 Februari 2018 15:51 WIB

Pengungsi Muslim Rohingya menonton video kuburan massal Gu Dar Pyin di dalam tenda di kamp pengungsi Kutupalong, Bangladesh, 14 Januari 2018. Seorang saksi menyaksikan lebih dari 200 tentara menghancurkan desa Gu Dar Pyin di siang hari. Tentara itu mencari rumah warga Muslim dan puluhan tetangga mereka kaum Budha dengan menggunakan penutup wajah mengambil harta benda Rohingya dan memasukkannya ke dalam sekitar 10 kereta dorong. (AP Photo)

TEMPO.CO, Seoul - Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Myanmar, Dr Yanghee Lee, mengatakan operasi militer Myanmar terindikasi kuat sebagai genosida dan kejahatan atas kemanusiaan terhadap warga minoritas Muslim etnis Rohingya.

Lee mengunjungi Bangladesh dan mewawancarai sekitar seratus warga pengungsi Rohingya di perbatasan Bangladesh.

Citra satelit inframerah yang dirilis oleh DigitalGlobe, menunjukkan gambaran umum dari desa Gu Dar Pyin, Myanmar, 26 Mei 2017. Associated Press telah mengkonfirmasi lebih dari lima kuburan massal telah ditemukan di desa Myanmar, Gu Dar Pyin, melalui beberapa wawancara dengan lebih dari dua lusin orang yang selamat di kamp pengungsi Bangladesh. (DigitalGlobe via AP)

Baca: Myanmar Membantah 5 Kuburan Massal Warga Rohingya, Klaim Teroris

Advertising
Advertising

“Tindakan militer Myanmar merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Lee dalam jumpa pers di Seoul, Korea Selatan, seusai bertemu para pengungsi Rohingya di Bangladesh, seperti dilansir media Business Insider Kamis, 1 Februari 2018. Berita ini juga dilansir oleh Express dan ABC News.

Baca: Kisah Horor Penemuan 5 Kuburan Massal Rohingya di Myanmar

Saat ditanya apakah dia mendapat informasi mengenai lima kuburan massal warga Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar utara, Lee mengatakan dia tidak mendapat informasi spesifik soal itu. “Namun, Anda bisa melihat ada pola di sini.”

Lee mendatangi kamp pengungsi di perbatasan Bangladesh, yang mayoritas terdapat di daerah Cox Bazar.

Lee mengatakan pemerintah Myanmar harus bersikap tegas terhadap isu pelanggaran Hak Asasi Manusia ini. “Myanmar harus menyingkirkan beban moral soal apakah melakukan atau tidak melakukan. Jika terbukti mereka melakukan, harus ada pertanggung-jawaban,” kata Lee.

“Tidak boleh ada fakta yang tidak diungkap karena para korban, dan keluarganya benar-benar berhak untuk mendapatkan jawaban.”

Lee juga mendukung Tim Pencari Fakta bentukan PBB dan akses bagi media internasional untuk mengungkap tindakan militer Myanmar dan milisinya saat menggelar operasi militer di negara bagian Rakhine, yang menjadi tempat populasi Rohingya.

Seperti diberitakan, militer Myanmar dan milisi Budha garis keras menggunakan serangan kelompok separatis Rohingya pada pertengahan Agustus 2017 sebagai alasan untuk menggelar operasi militer di negara bagian Rakhine itu.

Militer Myanmar dan milisi menyerang desa dan rumah-rumah warga etnis minoritas Rohingya, membunuh warga lelaki, perempuan dan balita, dan mengusir warga yang ketakutan dari tempat tinggalnya.

Militer Myanmar dan pendukugnya menyebut warga etnis Rohingya sebagai warga Bengali, yang dibawa Inggris ke negara itu pada era kolonial.

Media yang menjadi corong pemerintah Myanmar, seperti diberitakan Straits Times, telah membantah lima kuburan massal di Rakhine sebagai kuburan warga sipil. Militer menyebut para korban sebagai 19 teroris yang menyerang petugas keamanan. Sementara berdasarkan laporan media AP, korban yang selamat bercerita tentara Myanmar mengubur warga Rohingya yang tewas dan menaburi zat asam untuk menghilangkan identitas dan barang bukti di lokasi.

Berita terkait

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

16 jam lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

1 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

2 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

3 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

4 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

4 hari lalu

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya