Trump Vs FBI: Memo Kontroversial Dipublikasikan

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Sabtu, 3 Februari 2018 16:23 WIB

Presiden AS Donald Trump bertepuk tangan di depan Wakil Presiden AS Mike Pence (kiri) dan Ketua DPR AS Rep Paul Ryan di Capitol Hill di Washington, AS, 30 Januari 2018. REUTERS

TEMPO.CO, Washington - Partai Republik Amerika Serikat mempublikasikan dokumen kontroversial yang menuding telah terjadi penyalahgunaan kewenangan oleh Biro Investigasi Federal (FBI) terhadap dugaan intervensi Rusia untuk memenangkan Donald Trump sebagai Presiden AS.

Ini terjadi setelah Trump mendeklasifikasi dokumen empat halaman itu sebagai bukan dokumen rahasia lagi sehingga bisa dilihat oleh publik.

Baca: Ups, Hillary Clinton Muncul di Grammy Untuk Cemooh Trump

Advertising
Advertising

“Ketua Komite Intelejen DPR AS dari Partai Republik, Devin Nunes, mempublikasikan memo itu beberapa menit setelah persetujuan Presiden,” begitu dilansir media Guardian, Jumat, 2 Februari 2018. Berita ini juga dilansir CNN dan Reuters.

Baca:Penutupan Pemerintahan AS Berakhir, Demokrat Sindir Trump

Memo empat halaman ini dipublikasikan bersamaan dengan sebuah surat dari Gedung Putih. Memo itu menuding FBI menghapus sejumlah informasi kunci ketika melakukan penyadapan terhadap seorang penasehat kampanye Trump, yang bernama Carter Page.

Temuan ini menimbulkan kekhawatiran mengenai legitimasi dan legalitas dari tindakan FBI dan Kementerian Kehakiman. Peristiwa ini juga mewakili rusaknya proses legal yang dibuat untuk melindungi warga Amerika dari penyalahgunaan kewenangan.

Memo ini menyatakan FBI menggunakan bahan informasi yang dikumpulkan oleh mata-mata dari Inggris, Christopher Steele, yang bekerja dengan dibayar oleh Partai Demokrat. Memo itu menulis bahwa Demokrat berkepentingan secara politik agar Trump tidak terpilih menjadi Presiden AS.

Memo menyatakan FBI menghentikan Steele dari posisi sebagai sumber informasi karena dia berbicara kepada media. Dan percakapan teks antara agen FBI dan pengacara FBI menunjukkan bias yang jelas terhadap Trump.

Publikasi dokumen yang awalnya merupakan dokumen rahasia itu mendapat tentangan FBI, Demokrat dan senator Republik, John McCain.

“Serangan terbaru terhadap FBI dan Kementerian Kehakiman tidak bermanfaat bagi kepentingan rakyat Amerika, tidak ada kepentingan partai, atau kepentingan Presiden, hanya kepentingan Putin,” kata McCanin pada Jumat menyebut nama Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Dalam pernyataan langka, Asosiasi Agen FBI, membela jajaran biro investigasi ini. “Pekerja lelaki dan perempuan Fbi mempertaruhkan nyawanya dalam bertugas setiap hari,” kata Asosiasi itu.

“Agen khusus FBI tidak akan mengizinkan politik partisan mengalihkan perhatian kami dari komitmen kami,” begitu pernyataan lanjutan dari Asosiasi ini.

Demokrat mengkhawatirkan publikasi dokumen itu sebagai bagian dari rencana Trump dan Partai Republik untuk mengacaukan investigasi penasehat khusus Robert Mueller dan Wakil Jaksa Agung, Rod Rosenstain, terhadap dugaan kolusi tim kampanye Trump dengan pihak Rusia pada Pilpres 2016.

Berita terkait

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

9 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

11 hari lalu

Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

FBI mengatakan bahwa pihaknya sudah membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore.

Baca Selengkapnya

FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

12 hari lalu

FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

Agen FBI melakukan penyelidikan dengan menaiki kapal kargo Dali atas izin pengadilan terhadap kasus jembatan Francis Scott Key atau Jembatan Baltimore

Baca Selengkapnya

FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

13 hari lalu

FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

FBI mengatakan pada Senin pihaknya membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

18 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

21 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

25 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

25 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

30 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

34 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya