Kim Jong Un Mulai Kehabisan Uang, Kok Bisa?
Reporter
Terjemahan
Editor
Maria Rita Hasugian
Minggu, 28 Januari 2018 17:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara mulai kehabisan uang warisan ayahnya akibat digerus untuk melakukan berulang kali uji coba senjata nuklir.
Dua sumber Cina yang mengaku dekat dengan pejabat elit Korea Utara mengungkapkan Kim Jong Un tidak lagi punya cukup uang untuk menjalankan pemerintahannya.
Baca: Langgar Sanksi, Diam-diam Kim Jong Un Ekspor Batubara ke Rusia
"Akibat Kim Jong Un boros, dana warisan ayahnya, Kim Jong Il menipis,"kata sumber itu kepada Radio Free Asia, Rabu, 24 Januari 2018.
"Tidak mudah mengawasi pejabat tinggi eksekutif Korea Utara yang licik seperti rakun,"ujar sumber tersebut menambahkan.
Sumber yang mengaku mengenal dekat para eksekutif Korea utara dari Kantor Nomor 39, organisasi rahasia di bawah kendali Partai Buruh Korea Utara, ditugaskan untuk menyediakan dana kepada pemerintah.
Kantor Nomor 39 memberikan berkisar US$ 500 juta hingga US$ 1 miliar setiap tahun kepada pemerintahan Kim Jong Un.
Baca: Kim Jong Un Kebut Nuklir, Tak Mau Seperti Saddam dan Gaddafi
Uang sebesar itu diperoleh dengan aktivitas ilegal termasuk pemalsuan uang, memproduksi narkoba, dan penipuan asuransi internasional. Dan saat ini organisasi ini juga dikhawatirkan kesulitan pemasukan.
"Saya mendengar mereka mengkhawatirkan dana di Kantor Nomor 39. Pejabat tinggi eksekutif Korea Utara mengetahui itu, jadi itu tidak rahasia lagi di antara mereka," ujarnya.
Tergerusnya uang juga disebabkan Kim Jong Un mendanai proyek-proyek megah seperti resor ski Masikryong di provinsi Kangwon dan proyek proganda lainnya.
Baca: Kim Jong-un Ajak Girlband Korut Tampil di Olimpiade Musim Dingin
Menurut sumber Cina tersebut, keputusan Kim Jong Un untuk ikut serta dalam Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan untuk meningkatkan hubungan dan mendapatkan bantuan dari jiran yang dimusuhinya selama ini.
"Kehangatan Korea Utara kepada Korea Selatan digaribawahi sebagai keinginan untuk menggunakan Olimpiade Musim Dingin Pyongychang yang akan dimulai dari 9 Februari, sebagai terobosan untuk mengatasi kesulitan keuangan mereka," ujarnya.
Meskipun ada keinginan Korea Selatan membantu Kim Jong Un, namun tidak mudah dilakukan karena Korea Utara masih dijerat sanksi internasional.