Laju Investasi Cina di Kamboja Memicu Kriminalitas?

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Jumat, 26 Januari 2018 20:40 WIB

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran investasi Cina, yang terus berkembang pesat di sebuah kota pelabuhan di Kamboja, telah mendorong tingkat kejahatan dan menimbulkan ketidakstabilan di daerah itu.

Gubernur Provinsi Preah Sihanoukville, Yun Min, mengeluhkan hal itu dalam sebuah surat tiga lembar kepada pemerintah pusat Kamboja.

Baca: Ini 5 Rudal Andalan India untuk Hadapi Cina

Provinsi di barat daya Kamboja itu mengalami ledakan pembangunan konstruksi dalam beberapa tahun terakhir, yang didukung aliran uang investor Cina, berupa bangunan hotel, kasino dan ribuan apartemen.

Advertising
Advertising

Baca: Jenderal Cina: Perang Pecah di Semenanjung Korea Maret 2018

Yun Min mengatakan kepada menteri dalam negeri bahwa arus uang investasi yang masuk ini telah menciptakan peluang bagi mafia Cina.

Seperti dilansir Reuters pada Jumat, 26 Januari 2018, para mafia itu datang ke Kamboja dan melakukan berbagai kejahatan, termasuk menculik investor Cina, yang menyebabkan keresahan petugas dan pejabat setempat.

Dalam suratnya kepada pemerintah, Yun Min juga mengeluhkan warga Cina sering mabuk dan bertengkar di restoran. Dia juga melaporkan soal kenaikan harga kamar hotel akibat minat warga Cina yang tinggi untuk datang Sihanoukville.

Namun, tidak semua komentarnya bernada negatif dalam surat itu. Yun Min juga mengatakan investasi Cina telah menciptakan lapangan kerja dan menaikkan harga real estat di provinsi ini.

Khieu Sopheak, juru bicara kementerian dalam negeri, mengatakan dia belum melihat surat itu namun menambahkan Kamboja tidak akan dikendalikan oleh orang Cina.

"Kami masih menjaga kedaulatan kami, orang Cina tidak bisa mengendalikan kami," kata Khieu Sopheak. "Jika mereka datang sebagai investor yang tepat dan menghormati hukum kita, tidak masalah."

Sihanoukville adalah sebuah ilustrasi tentang arus dana investasi Cina yang mengubah kota, yang selama ini tertidur, menjadi sebuah pusat ekonomi. Ini membuat kiblat ekonomi Kamboja lebih dekat ke Cina.

Dukungan Cina telah memungkinkan Perdana Menteri Hun Sen dengan santai melawan kritik Barat atas tindakan keras terhadap lawan-lawan politiknya. Ini termasuk tindakan keras terhadap tokoh oposisi, media independen dan kelompok masyarakat sipil.

Perdana Menteri Hun Sen adalah sekutu dekat Beijing dan Cina merupakan sumber investasi langsung asing terbesar Kamboja.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

8 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

9 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

13 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

16 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

1 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya