Tegur Murid Membolos, Kepala Sekolah di Pakistan Tewas Ditembak
Reporter
Terjemahan
Editor
Sita Planasari
Selasa, 23 Januari 2018 17:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Seorang kepala sekolah di Pakistan tewas ditembak setelah menegur salah satu muridnya karena kerap membolos.
Polisi telah menangkap pelaku pembunuhan terhadap Sareer Ahmed, Kepala Sekolah Islamia College di kota Charsadda, Pakistan utara yang terjadi pada Senin waktu setempat.
Seperti dilansir Reuters, Selasa 23 Januari 2018, Kepala Polisi Charsadda, Zahoor Afridi menjelaskan insiden ini berawal ketika Sareer menegur tersangka yang sering membolos sepanjang 2017.
Rupanya murid berusia 17 tahun tersebut sering absen untuk mengikuti unjuk rasa yang digelar partai ultrakonservatif Pakistan, Tehreek-e-Labaik.
Baca juga:
Kisah Pilu Zainab, Bocah Pakistan yang Diperkosa dan Dibunuh
Afridi mengatakan siswa tersebut tidak terima dengan teguran sang kepala sekolah dan nekat menembak mati Ahmed.
Selama penyelidikan, siswa itu mengaku tidak menyesal telah melakukan pembunuhan dalam bahasa Pashto.
"Saya menerima dan bertanggung jawab atas tuduhan tersebut. Saya melakukannya karena perintah Tuhan," ujar siswa tersebut, dikutip oleh Afridi.
Sejak 27 November 2017, loyalis partai Tehreek menggelar unjuk rasa di ibu kota Islamabad. Mereka memprotes rencana pemerintah untuk melakukan perubahan pada undang-undang tentang pemilu, bahkan menyamakannya dengan aksi penghinaan terhadap agama.
Aksi yang sempat melumpuhkan Islamabad dan sempat diwarnai bentrokan antara demonstran dengan aparat keamanan menyebabkan 7 orang tewas serta 200 lainnya luka-luka.
Unjuk rasa kemudian berakhir setelah Menteri Hukum Pakistan Zahid Hamid, yang dituduh sebagai pelaku penghinaan, mengundurkan diri.
Penghujatan terutama terhadap Islam di Pakistan merupakan isyu yang sangat sensitif. Sejak 1990 telah terjadi sedikitnya 67 pembunuhan terkait penghinaan agama.
Kasus yang paling mengerikan terjadi pada April lalu ketika Mashal Khan, seorang mahasiswa tewas dipukuli di kampusnya setelah berdebat soal agama. Polisi Pakistan menangkap 57 orang, termasuk mahasiswa dan staf kampus terkait pembunuhan ini.