Menhan Mattis: Operasi Intelejen Militer AS Terhenti karena ...

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Sabtu, 20 Januari 2018 16:29 WIB

Presiden A.S. Donald Trump bersama Menteri Pertahanan James Mattis dalam sebuah rapat kabinet di Gedung Putih di Washington, AS, 1 November 2017. REUTERS

TEMPO.CO, Washington – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Jim Mattis, mengatakan penutupan pemerintahan Presiden Donald Trump berdampak pada operasi militer seperti pelatihan, perawatan hingga operasi intelejen militer.

“Kegiatan perawatan peralatan kami akan banyak yang dihentikan… Sekitar 50 persen, dan semua tenaga kerja sipil akan berhenti sementara. Kami banyak melakukan operasi intelejen di seluruh dunia dan itu membutuhkan uang. Operasi-operasi intelejen ini tentu akan berhenti,” kata Mattis menjawab dampak penutupan pemerintah akibat belum disepakatinya anggaran negara 2018 oleh Trump, Partai Republik dan Partai Demokrat di Senat.

Baca: Hubungan Turki dan AS Memanas Soal Kurdi, Pentagon Bilang Ini

Namun, secara terpisah, Kementerian Pertahanan mengatakan penutupan pemerintahan tidak akan berdampak langsung kepada perang AS di Afganistan atau operasi militer melawan militan Islam di Irak dan Suriah.

Advertising
Advertising

Baca: Turki dan AS Memanas, Rusia Geser Pasukan di Suriah?

Mattis mengatakan dia akan melakukan perjalanan pekan ini ke Indonesia dan Vietnam. Menurut Pentagon, perjalanan Mattis ke Asia akan tetap berjalan meskipun ada penutupan pemerintah karena menyangkut keamanan nasional dan hubungan luar negeri.

Pemerintah Federal Amerika Serikat mulai menghentikan berbagai fungsi non-esensial sejak Sabtu dini hari, 20 Januari 2019, waktu setempat. Ini pertama kalinya terjadi ketika satu partai yaitu Partai Republik menguasai mayoritas suara di Senat dan Kongres.

Penutupan kegiatan pemerintahan ini terjadi karena Presiden AS, Donald Trump, gagal mencapai kesepakatan dengan Partai Demokrat di Senat mengenai anggaran pemerintah. Media USA Today melansir peristiwa ini terjadi tepat setahun setelah Trump dilantik.

Setelah tenggat pada Jumat tengah malam terlewati tanpa terjadinya kesepakatan, seperti dilansir media New York Times, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan keras mengecam pemimpin senat Demokrat sebagai pecundang yang menghalang-halangi.

“Anggota Senat dari Demokrat bertanggung jawab atas penutupan pemerintah AS oleh Schumer,” kata Sarah Huckabee Sanders, sekretaris media Gedung Putih. “Kami tidak akan menegosiasikan status imigran ilegal sementara Demokrat menyandera warga negara resmi dengan mengajukan permintaan yang semberono.” Chuck Schumer adalah pemimpin Senat dari Partai Demokrat.

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

7 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

7 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

58 hari lalu

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

23 Februari 2024

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

Ini merupakan pendaratan pertama AS di permukaan bulan dalam lebih dari setengah abad dan yang pertama dicapai oleh sektor swasta.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Seiring Pelemahan Indeks Dolar, Analis Perkirakan Ekonomi AS Melambat pada 2024

27 Desember 2023

Rupiah Menguat Seiring Pelemahan Indeks Dolar, Analis Perkirakan Ekonomi AS Melambat pada 2024

Analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa indeks dolar ditutup melemah pada perdagangan sore ini.

Baca Selengkapnya

Ledakan Mobil di Jembatan Perbatasan AS-Kanada Tewaskan 2 Orang, Terkait Teroris?

23 November 2023

Ledakan Mobil di Jembatan Perbatasan AS-Kanada Tewaskan 2 Orang, Terkait Teroris?

Gubernur New York Kathy Hochul mengatakan ledakan mobil di perbatasan AS -Kanada bukan aksi teroris, meski belum diketahui penyebabnya

Baca Selengkapnya

Jokowi Dinilai Condong ke AS dengan Dorong Gibran sebagai Cawapres Prabowo

3 November 2023

Jokowi Dinilai Condong ke AS dengan Dorong Gibran sebagai Cawapres Prabowo

Peneliti politik Virdika Rizky Utama membaca duet Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 dalam konteks persaingan geopolitik global. Jokowi merapat ke AS.

Baca Selengkapnya

Emas Berjangka Terkerek, Dipicu Pelemahan Dolar Jelang Rilis Data Inflasi AS

12 September 2023

Emas Berjangka Terkerek, Dipicu Pelemahan Dolar Jelang Rilis Data Inflasi AS

Emas berjangka lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mencatat keuntungan untuk sesi kedua berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Rupiah Berpotensi Melemah Seiring Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

12 September 2023

Pengamat Sebut Rupiah Berpotensi Melemah Seiring Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Pengamat sebut rupiah berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Baca Selengkapnya

Cina-AS Sepakat Damai, Begini Tegangnya Hubungan Mereka Selama Puluhan Tahun

20 Juni 2023

Cina-AS Sepakat Damai, Begini Tegangnya Hubungan Mereka Selama Puluhan Tahun

Lantas, bagaimana ketegangan antara Cina dan AS yang sudah berlangsung selama puluhan tahun?

Baca Selengkapnya