Pakistan Bebaskan Ulama Anti-Amerika Serikat

Rabu, 10 Januari 2018 08:00 WIB

Seorang petugas memeriksa kendaraan yang rusak di sekitar lokasi serangan bom bunuh diri yang menyerang kendaraan paramiliter Frontier Corps di Peshawar, Pakistan, 17 Juli 2017. Kelompok Taliban secara cepat telah mengklaim atas serangan itu. xinhuanet.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Pakistan memerintahkan pembebasan ulama radikal anti-Amerika Serikat yang pergi ke Afganistan bersama ribuan pengikutnya untuk membantu Taliban melawan pasukan sekutu pimpinan Amerika pada 2001.

Kabar pembebasan itu datang di tengah munculnya ketegangan Amerika Serikat dengan Pakistan menyusul tudingan Presiden Donald Trump terhadap Pakistan yang dianggap melindungi kaum militan dan menahan bantuan Amerika ke Islamabad.

Baca: Pakistan Tahan Pria Jerman Dekat Area Militan

Petugas membawa korban tewas akibat ledakan di sebuah rumah sakit di Quetta, Pakistan 8 Agustus 2016. Militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom bunuh diri yang menewaskan 70 orang. REUTERS

Arab News dalam laporannya menyebutkan, ulama radikal yang dibebaskan tersebut adalah Sufi Mohammad.

Advertising
Advertising

"Dia dibebaskan dengan alasan kesehatan dan pembebasannya masih dalam proses," kata pengacaranya, Fida Gul.Sejumlah petugas memeriksa lokasi bom bunuh diri yang meledakkan Klinik Vaksinasi Polio di Quetta, Pakistan, 13 Januari 2016. Diduga pelaku dari dua ledakan bom bunuh diri ini merupakan kelompok militan. AP Photo/Arshad Butt

Mohammad yang juga ayah mertua Mullah Fazlullah, seorang pemimpin Taliban Pakistan, dibekap dalam penjara sejak 2009.

Baca: 50 Ulama Terkemuka Sahkan Perkawinan Sejenis

Washington menuduh Pakistan kembali menutup mata terhadap kelompok militan. Pakistan menolak tuduhan tersebut.

Berita terkait

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

6 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

12 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

13 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

23 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

24 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

47 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

53 hari lalu

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

54 hari lalu

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

55 hari lalu

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

19 Februari 2024

Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

PML-N dan PPP sedang berupaya membentuk koalisi pemerintahan Pakistan setelah pemilu 2024.

Baca Selengkapnya