Milisi Rohingya: Tak Ada Pilihan Selain Melawan Militer Myanmar

Reporter

Terjemahan

Senin, 8 Januari 2018 14:16 WIB

Milisi Rohingya Klaim Bela Diri

TEMPO.CO, Jakarta -Milisi Rohingya menegaskan bahwa tidak punya pilihan selain melawan Myanmar, menyusul pernyataan tanggung jawab mereka atas serangan yang melukai sedikitnya tiga tentara di Negara Bagian Rakhine pada Jumat lalu.

Dalam pernyataan yang diunggah ke akun Twitter pada Ahad lalu, Atta Ullah, komandan Tentara Penyelamatan Rohingya Arakan (ARSA) mengatakan bahwa serangan di Kota Maungdaw itu merupakan jawaban atas upaya Myanmar mengusir warga Muslim Rohingya dari negara itu.

"ARSA tak punya pilihan lain selain bertempur melawan terorisme yang disponsori negara Myanmar terhadap penduduk Rohingya demi maksud membela, menyelamatkan dan melindungi komunitas Rohingya,” kicau Ata Ullah.

Baca juga:

ARSA, Kelompok Milisi Bersenjata Rohingya Myanmar

Advertising
Advertising

Dia juga mendesak dunia internasional untuk mengajak konsultasi warga Rohingya dalam semua pembuatan keputusan yang memengaruhi kebutuhan kemanusiaan dan masa depan politik mereka.

ARSA pun menolak pengaitan kelompoknya dengan grup-grup militan Islamis dan menyatakan bertempur untuk mengakhiri operasi terhadap orang-orang Rohingya.

Richard Horsey, analis independen di Yangon kepada The New York Times menyebut serangan dari ARSA selalu mendapat tanggapan massif dari tentara Myanmar.

“Belum diketahui apakah ARSA mampu melakukan pemberontakan dalam jangka panjang. Tetapi sekecil apa pun aksi mereka, memiliki dampak politik besar di dalam Myanmar,” ujar Horsey.

U Zaw Htay, mantan pejabat militer yang kini menjadi juru bicara pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, menuding serangan pada Jumat lalu untuk menghancurkan upaya repatriasi warga Rohingya berdasar perjanjian antara Myanmar dan Bangladesh.

“Kami akan memulai proses repatriasi pada 23 Januari,” ujar dia seperti dikutip The New York Times.“Tindakan ARSA adalah untuk memperlambat proses ini.”

Sebelumnya, Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing melalui akun Facebook menyebut serangan pada Jumat pekan lalu itu melukai dua tentara dan seorang sopir. Adapun 10 milisi ARSA dilaporkan terlibat dalam serangan.

Kelompok yang dikenal warga lokal dengan nama Harakah al-Yaqin, sejatinya adalah kelompok kecil dengan persenjataan minim. Namun mereka berhasil melancarkan sejumlah serangan mematikan terhadap tentara Myanmar, termasuk pada 25 Agustus lalu.

Baca juga:

8 Wanita Hindu Ungkap Kekejaman Milisi Rohingya, ARSA

Akibat serangan itu, Myanmar melancarkan operasi kontra-milisi di Rakhine yang mayoritas dihuni Muslim. Operasi militer ini menyebabkan kekerasan dan pembakaran meluas sehingga memaksa sekitar 650.000 warga, mayoritas Rohingya, mengungsi ke negara tetangga Bangladesh.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk kampanye militer Myanmar itu, menyebutnya sebagai pembersihan etnis. Myanmar yang mayoritas penduduknya penganut Buddha membantahnya. Organisasi internasional Dokter Lintas Baas memprediksi sedikitnya 6.700 warga Rohingya, termasuk 730 anak-anak, tewas dalam operasi militer Myanmar.

Myanmar tidak memberikan hak kewarganegaraan, kebebasan bergerak, akses ke layanan-layanan seperti perawatan kesehatan kepada warga minoritas Rohingya. Myanmar menganggap mereka imigran ilegal dari Bangladesh, meski telah tinggal di Rakhine selama beberapa dekade.

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

29 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya