Ini Kata Pengamat Cina Soal Latihan Perang AS dan Korea Selatan

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Jumat, 5 Januari 2018 09:45 WIB

Asap ledakan bom yang dikeluarkan dari sebuah tank K-2 milik Korea Selatan saat berlatih di menembak di Yangpyeong, Korea Selatan, 18 Februari 2016. Latihan ini guna mempersiapkan militer Korea Selatan hadapi perang dengan Korea Utara. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat militer Cina menanggapi kesepakatan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, untuk menghentikan latihan perang kedua negara selama berlangsungnya Olimpiade Musim Dingin di negeri ginseng itu.


Tanggapan ini dilansir media Global Times, yang merupakan corong pemerintah Cina untuk berbagai isu luar negeri.

Baca: Kecewa, Trump: Cina Jual Minyak ke Korea Utara!

"AS merasa khawatir bakal ada perubahan terhadap rencana latihan perang gabungan AS -- Korea Selatan pada Maret nanti," kata Yang Xiyu, seorang peneliti senior di China Institute of International Studies seperti dilansir Global Times, Kamis, 4 Januari 2018.

Advertising
Advertising

Baca: Jenderal Cina: Perang Pecah di Semenanjung Korea Maret 2018

Menurut Yang, jika Korea Utara mengirimkan delegasi untuk mengikuti Olimpiade Musim Dingin dan Paralimpic di Korea Selatan bulan depan,"Korea Selatan bisa saja mengusulkan penundaan hingga pembatalan latihan gabungan militer ini."


Seperti dilansir kantor berita Korea Selatan, Yonhap, pada Kamis, 4 Januari 2018, Trump dan Moon sepakat untuk menunda latihan militer pada bulan depan karena Olimpiade Musim Dingin akan berlangsung di Korea Selatan.


Trump lewat cuitannya di akun Twitter @realdonaldtrump, juga mencuitkan dukungan dialog antara kedua Korea, yang bisa berlangsung pada pekan depan. Ini bisa terjadi, menurut Trump, karena sikap tegasnya kepada Korea Utara untuk menggunakan semua kekuatan maksimal terhadap negara komunis. itu.


Dalam pidato Tahun Baru 2018, pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, menerima tawaran dari Presiden Moon untuk mengirimkan delegasi ke ajang olimpiade. Dia mendesak kedua negara segera mengirim delegasi untuk membahas soal ini. Korea Utara juga mulai mengaktifkan kembali jalur telepon hotline dengan Korea Selatan sejak Rabu lalu. Kedua Korea rencananya bakal menggelar dialog pada pekan depan soal berbagai isu termasuk upaya menurunkan ketegangan di Semenanjung Korea.


Namun dalam pidato tahun baru itu, Kim Jong Un juga menegaskan tidak akan mundur dari program senjata nuklir dan mengancam akan menggunakannya jika negara itu diserang. Kim mengaku ada tombol nuklir terpasang di meja kerjanya siap ditekan jika keadaan mendesak. Menanggapi pernyataan Kim itu, Trump mengatakan tombol nuklirnya lebih besar. Cina merupakan sekutu terdekat Korea Utara namun mendukung sanksi DK PBB atas negara komunis itu.


GLOBAL TIMES | TWITTER| REUTERS | YONHAP

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

8 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

13 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

14 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

18 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

21 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya