Trump Ancam Hentikan Bantuan, Pakistan Gelar Sidang Darurat

Reporter

Terjemahan

Rabu, 3 Januari 2018 19:24 WIB

Donald Trump. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi seperti dilansir Geo Times menggelar sidang kabinet darurat hari ini 3 Januari 2018 untuk membahas kicauan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengancam akan menghentikan bantuan. Trump dalam kicauan Tahun Barunya menuding Pakistan melindungi teroris.

Sidang kabinet Pakistan akan membahas strategi menghadapi pernyataan Trump dan tantangan yang akan dihadapi negara itu dari Amerika Serikat yang selama ini menjadi sekutu mereka.

Dalam Twitternya yang diunggah pada1 Januari 2018, Trump menyebut Pakistan pembohong dan penipu karena mengelabui AS demi menerima miliaran dolar untuk bantuan asing. Selain itu, Trump juga menuduh Pakistan menampung teroris.

Baca juga:

Trump Ancam Hentikan Bantuan Dana ke Palestina

Advertising
Advertising

"AS sangat bodoh sekali, memberikan Pakistan lebih dari US$ 33 miliar bantuan kepada mereka selama 15 tahun. Namun, mereka tak memberikan apa pun kecuali kebohongan dan menipu AS. Mereka anggap pemimpin kita semua bodoh. Mereka melindungi teroris yang selama ini diburu AS di Afghanistan. Tidak lagi!" kicau Trump dalam akunnya @realDonaldTrump.

Menyusul kicauan Trump, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley menyatakan pihaknya bantuan militer sebesar US$ 255 juta kepada Pakistan. Seperti dilansir The New York Times, Haley mengatakan langkah tersebut diambil karena AS menganggap Pakistan gagal menindak secara lebih efektif terhadap kelompok-kelompok teror.

Kicauan Trump menuai kemarahan dari para pejabat Pakistan. Selain menegaskan bahwa semua dana dapat dipertanggungjawabkan, mereka menuding Trump mengatakan itu karena kekalahan AS di Afghanistan.

"Kami telah mengatakan kepada AS bahwa kami tidak akan berbuat lebih banyak, sehingga Trump tidak lagi penting,” kata Menteri Luar Negeri Pakistan Khawaja Asif kepada Geo TV. Duta Besar AS untuk Pakistan David Hale dipanggil ke kantor kementerian luar negeri untuk menindaklanjuti ucapan Trump.

Sementara itu, bekas perdana menteri Nawaz Sharif mendesak PM Abbasi untuk mencari strategi agar Pakistan tidak tergantung lagi pada bantuan dana Amerika menyusul ancaman Trump. “Padahal Pakistan membayar biaya yang sangat besar setelah serangan 11 September,” ujar Nawaz.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

6 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

2 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

11 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

13 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

17 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

18 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

22 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

25 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

28 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya