KBRI di Iran Imbau WNI Hindari Lokasi Unjuk Rasa
Reporter
Sita Planasari
Editor
Sita Planasari
Rabu, 3 Januari 2018 13:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia atau KBRI di Iran mengimbau warga negara Indonesia yang tinggal di Negeri Para Mullah untuk menghindari lokasi unjuk rasa.
Selama sepekan terakhir, Iran diguncang demonstrasi besar di berbagai kota, termasuk Teheran, ibu kota Iran. Hingga pagi ini, sudah 21 orang tewas dan 450 lain ditangkap akibat unjuk rasa yang diwarnai aksi kekerasan.
Duta Besar Indonesia untuk Iran, Octavino Alimudin, mengatakan KBRI Teheran sejak awal demo hingga kemarin telah mengimbau para WNI di Iran untuk waspada dan menjauhi tempat-tempat yang sering digunakan aksi unjuk rasa. Ia juga meminta mereka menghubungi KBRI jika terdapat hal-hal yang mengganggu keamanan mereka.
Baca juga:
Unjuk Rasa di Iran, 450 Orang Ditahan
Octavino menyatakan telah bertemu dengan sebagian WNI di Teheran pada malam tahun baru. “Saya memastikan mereka semua baik,” ucapnya melalui pesan pendek kepada Tempo, Rabu, 3 Januari 2018. Ia berujar, hingga kini, tidak ada satu pun WNI yang menjadi korban luka atau korban tewas dalam aksi protes antipemerintah tersebut.
Octavino menuturkan, sejak kemarin, aksi unjuk rasa di Iran mereda. Sejauh ini, para WNI di Teheran dan kota-kota lain di Iran dalam kondisi baik dan beraktivitas seperti biasa. Menurut Octavino, per Desember 2017, jumlah WNI di Teheran sebanyak 82 dari total semua WNI di Iran sebanyak 370.
Seperti diberitakan, aksi unjuk rasa terjadi di Iran sejak Kamis, 28 Desember 2017, yang memprotes kondisi ekonomi yang dinilai stagnan. Pengunjuk rasa memprotes harga telur dan daging yang terus merangkak naik.
Baca juga:
Roohollah Zam, Jurnalis Penyulut Demonstrasi Besar Iran
Ribuan orang turun ke jalan di sejumlah kota, seperti Kota Mashad dan Tehran. Mashad merupakan kota terbesar kedua di Iran dan merupakan lokasi tempat ibadah suci para peziarah Syiah.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan antipemerintah serta meminta Presiden Iran Hassan Rouhani dan pemimpin spiritual Ayatulah Ali Khamenei mundur.