Pastor Bethlehem ke Trump: Yerusalem Tidak Dijual

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Kamis, 28 Desember 2017 09:15 WIB

Donald Trump menyebut status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan ini sekaligus membalik kebijakan luar negeri AS selama tujuh dekade serta melanggar sejumlah resolusi PBB, yang ikut ditandatangani AS selama ini. REUTERS

TEMPO.CO, Bethlehem -- Pastor Bethlehem mengkritik keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk mengakui status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Pastor Dr. Mitri Raheb dari Evangelical Lutheran Christmast Church di Bethlehem mengatakan Trump akan segera belajar bahwa bangsa Palestina tidak bisa disuap untuk meninggalkan ikatan mereka ke kota suci Yerusalem.

Baca: Soal Yerusalem, Guatemala Mempertahankan Keputusannya

"Sepertinya Presiden Trump berpikir hanya sebagai seorang pengusaha yang meyakini semua bisa dijual dan dengan uang Anda bisa membeli apa saja," kata Raheb, yang juga presiden Dar al-Kalima University College of Arts and Culture. "Tapi Kota Yerusalem tidak untuk dijual."

Advertising
Advertising

Baca: Palestina Kecam Sikap Guatemala Soal Yerusalem

Raheb mengomentari keputusan Sidang Umum Istimewa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemarin yang mengecam keputusan Trump untuk mengakui Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Trump juga mengatakan akan memindahkan kantor kedutaan besar AS di Tel Aviv ke Yerusalem.


PBB memutuskan 128 negara mendukung resolusi besutan Mesir, yang menolak perubahan status Kota Yerusalem sebagai kota internasional dan perubahan komposisi demografis penduduknya.

Resolusi itu juga meminta negara-negara anggota PBB tidak memindahkan kantor misi diplomatiknya ke Yerusalem. Sembilan negara menolak resolusi ini termasuk AS. 35 negara memilih abstain dan 21 negara lainnya memilih absen tidak mengikuti proses voting.


Raheb mengingatkan citra AS dan pengaruh kekuatan diplomasinya (soft power) menjadi rusak karena keputusan Trump itu, yang telah mengundang kritik dari berbagai negara. Dua sekutu AS di Dewan Keamanan PBB seperti Inggris dan Perancis mendukung resolusi seperti halnya Uni Eropa.


Raheb menilai posisi AS sebagai pendukung demokrasi dan nilai-nilai kemanusiaan di seluruh dunia menjadi rusak karena keputusan kontroversial Trump soal Yerusalem ini.

Sebaliknya, Israel mendukung penuh keputusan Trump dan belakangan menghadiahinya dengan pemberian nama stasiun kereta bawah tanah di dekat Tembok Barat, Yerusalem, dengan menggunakan nama Trump.

SPUTNIK NEWS | REUTERS | GUARDIAN

Berita terkait

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

5 jam lalu

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

Israel menggerebek kamar hotel di Yerusalem yang dijadikan kantor oleh media Al Jazeera, setelah menutup operasi lokal stasiun televisi tersebut.

Baca Selengkapnya

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

35 hari lalu

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

Keluarga sandera Israel mengancam akan membakar negara jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak segera mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Minggu Palma Dihalangi Israel, 4 Negara Eropa Siap Akui Negara Palestina

41 hari lalu

Top 3 Dunia: Minggu Palma Dihalangi Israel, 4 Negara Eropa Siap Akui Negara Palestina

Berita Top 3 Dunia pada Senin 25 Maret 2024 diawali Israel menghalangi ribuan umat Kristen dari Tepi Barat untuk merayakan Minggu Palma

Baca Selengkapnya

Israel Halangi Umat Kristen Palestina Rayakan Minggu Palma di Yerusalem

42 hari lalu

Israel Halangi Umat Kristen Palestina Rayakan Minggu Palma di Yerusalem

Israel dilaporkan menghalangi umat Kristen dari Tepi Barat untuk merayakan Minggu Palma di Yerusalem.

Baca Selengkapnya

PBB Waswas Ada Provokasi di Tempat Suci Yerusalem Timur

54 hari lalu

PBB Waswas Ada Provokasi di Tempat Suci Yerusalem Timur

Juru bicara PBB berkomentar tentang insiden pasukan Israel menghalangi warga Palestina untuk salat Tarawih di Masjid Al Aqsa.

Baca Selengkapnya

Selama Ramadan, Ini Kekhawatiran Warga Palestina di Yerusalem

56 hari lalu

Selama Ramadan, Ini Kekhawatiran Warga Palestina di Yerusalem

Ketika warga Palestina bersiap menyambut Ramadan, banyak yang khawatir pihak keamanan dan kelompok sayap kanan Israel akan memicu kerusuhan.

Baca Selengkapnya

Argentina Umumkan Rencana Pindahkan Kantor Kedutaan Besarnya di Tel Aviv ke Yerusalem

7 Februari 2024

Argentina Umumkan Rencana Pindahkan Kantor Kedutaan Besarnya di Tel Aviv ke Yerusalem

Presiden Argentina Javier Milei mengumumkan rencana merelokasi kantor kedutaan besar Argentina di Tel Aviv ke Yerusalem

Baca Selengkapnya

Kristen Palestina Jadi Sasaran Serangan Pemukim Israel yang Meningkat

28 Desember 2023

Kristen Palestina Jadi Sasaran Serangan Pemukim Israel yang Meningkat

Pemukim Israel juga menjadikan umat Kristen Palestina sasaran serangan dan pelecehan, yang berada di tanah Palestina sejak lebih dari 2.000 tahun.

Baca Selengkapnya

Kakak-Adik Anggota Hamas Tembaki Halte Bus di Yerusalem, 3 Orang Tewas

30 November 2023

Kakak-Adik Anggota Hamas Tembaki Halte Bus di Yerusalem, 3 Orang Tewas

Kakak adik asal Palestina menembaki halte bus di Yerusalem saat gencatan Hamas Israel diperpanjang.

Baca Selengkapnya

Gencatan Senjata Diperpanjang, Serangan di Yerusalem Sebabkan 2 Tewas

30 November 2023

Gencatan Senjata Diperpanjang, Serangan di Yerusalem Sebabkan 2 Tewas

Kontak senjata terjadi di Yerusalem, Tepi Barat, beberapa saat setelah Hamas dan Israel sepakat memperpanjang gencatan senjata satu hari

Baca Selengkapnya