PM Netanyahu dan PM Hamdallah Bilang Ini Soal Yerusalem

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Senin, 25 Desember 2017 11:49 WIB

Patriark Latin Yerusalem Pierbattista Pizzaballa disambut umat Kristen saat tiba di Gereja di kota Bethlehem, Tepi Barat, 24 Desember 2017. REUTERS/Mussa Qawasma

TEMPO.CO, Yerusalem -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menawarkan dirinya menjadi pemandu tur kepada peziarah Kristen di Yerusalem pada Ahad, 24 Desember 2017 pasca keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyebut kota itu sebagai ibu kota Israel.

Keputusan Trump ini, seperti dilansir Reuters, menyebabkan opini masyarakat Kristen terbelah secara global. Netanyahu mengunggah sebuah video ucapan selamat Natal di akun Twitternya dengan latar belakang Kota Yerusalem Timur.

Baca: Trump Ancam Potong Dana Bantuan Jelang Voting Status Yerusalem

Kota ini menjadi lokasi tiga tempat ibadah dari Yahudi, Kristen dan Islam. Israel mencaplok kota ini pada perang 1967. Palestina menginginkan Kota Yerusalem Timur ini sebagai ibu kota masa depan Palestina merdeka.

Advertising
Advertising

Baca: Raja Salman Dukung Palestina Soal Yerusalem di Sidang Umum PBB

Di video itu, Netanyahu mengatakan Israel merupakan tempat aman bagi dua persen warga minoritas Kristen karena,"Kami melindungi hak-hak semua orang untuk beribadah di tempat suci di belakang saya ini." Video ini diberi judul "Selamat Natal dari Yerusalem, ibu kota Israel".


Netanyahu menyebut beberapa nama tempat suci bagi umat Kristen seperti Church of the Holy Sepulchre di Kota Tua di Yerusalem Timur, yang akan membawa pengunjung menapak tilas jejak Yesus dan warisan awal Judeo - Kristen.


"Bagi Anda yang datang ke Israel, saya akan menjadi pemandu tur. Saya akan menjadi pemandu tur dalam tur yang terpandu ini," kata Netanyahu. Ini akan dilakukan lagi pada tahun depan.


Keputusan Trump pada 6 Desember 2017 membalik kebijakan luar negeri AS selama tujuh dekade untuk menyerahkan status Kota Yerusalem diputuskan Israel dan Palestina. Langkah ini menimbulkan protes dari dunia Muslim, dan ditolak oleh negara-negara besar seperti Inggris, Perancis, Rusia, dan Cina, yang merupakan pemegang hak veto di Dewan Keamanan PBB.


DK PBB bersidang untuk membahas keputusan AS itu dengan 14 negara setuju resolusi membatalkan keputusan AS. Namun AS memveto resolusi ini. Ini membuat PBB menggelar sidang umum istimewa pada Kamis 21 Desember 2017, yang akhirnya melahirkan resolusi membatalkan keputusan sepihak Trump dengan 128 negara setuju resolusi, 9 menolak, 35 abstain dan 21 negara absen.


Para misionaris AS melihat keputusan Trump ini dengan bersemangat. Tapi Paus Fransiskus meminta status quo Kota Yerusalem dihormati. Beberapa kelompok Kristen seperti Kristen Koptik Mesir juga berpendapat serupa Paus.


"Konsensus internasional memperkuat perjuangan kami dan membuat bangsa kami semakin kokoh," kata Rami al-Hamdallah, Perdana Menteri Palestina, saat mengikuti upacara di Kota Bethlehem di wilayah Tepi Barat. Ini merupakan lokasi tradisional tempat lahirnya Yesus.


Hamdallah melanjutkan,"Kota Yerusalem Timur adalah kota milik bangsa Palestina, Arab, Muslim dan Kristen. Tidak akan ada negara Palestina tanpa Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Dan tanpa ini tidak akan ada perdamaian di wilayah ini ataupun di dunia."

Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa, yang menjadi perwakilan Vatikan untuk mengelola jemaat di Yerusalem, terlihat hadir di Bethlehem dan menyambut para peziarah. "Saya sudah sampaikan pesannya. Sekarang saatnya kita bergembira. Kita umat Kristen dan kita akan berbahagia apapun kesulitan yang terjadi. Selamat Natal," kata Pizzaballla.


Pizzaballa mengkritik keputusan Trump pada pekan lalu. Dia menyebut keputusan itu membuat lusinan pengunjung membatalkan rencana perjalanan mereka ke Tanah Suci Yerusalem.

REUTERS

Berita terkait

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

32 hari lalu

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

Keluarga sandera Israel mengancam akan membakar negara jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak segera mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Minggu Palma Dihalangi Israel, 4 Negara Eropa Siap Akui Negara Palestina

38 hari lalu

Top 3 Dunia: Minggu Palma Dihalangi Israel, 4 Negara Eropa Siap Akui Negara Palestina

Berita Top 3 Dunia pada Senin 25 Maret 2024 diawali Israel menghalangi ribuan umat Kristen dari Tepi Barat untuk merayakan Minggu Palma

Baca Selengkapnya

Israel Halangi Umat Kristen Palestina Rayakan Minggu Palma di Yerusalem

38 hari lalu

Israel Halangi Umat Kristen Palestina Rayakan Minggu Palma di Yerusalem

Israel dilaporkan menghalangi umat Kristen dari Tepi Barat untuk merayakan Minggu Palma di Yerusalem.

Baca Selengkapnya

PBB Waswas Ada Provokasi di Tempat Suci Yerusalem Timur

51 hari lalu

PBB Waswas Ada Provokasi di Tempat Suci Yerusalem Timur

Juru bicara PBB berkomentar tentang insiden pasukan Israel menghalangi warga Palestina untuk salat Tarawih di Masjid Al Aqsa.

Baca Selengkapnya

Selama Ramadan, Ini Kekhawatiran Warga Palestina di Yerusalem

53 hari lalu

Selama Ramadan, Ini Kekhawatiran Warga Palestina di Yerusalem

Ketika warga Palestina bersiap menyambut Ramadan, banyak yang khawatir pihak keamanan dan kelompok sayap kanan Israel akan memicu kerusuhan.

Baca Selengkapnya

Argentina Umumkan Rencana Pindahkan Kantor Kedutaan Besarnya di Tel Aviv ke Yerusalem

7 Februari 2024

Argentina Umumkan Rencana Pindahkan Kantor Kedutaan Besarnya di Tel Aviv ke Yerusalem

Presiden Argentina Javier Milei mengumumkan rencana merelokasi kantor kedutaan besar Argentina di Tel Aviv ke Yerusalem

Baca Selengkapnya

Kristen Palestina Jadi Sasaran Serangan Pemukim Israel yang Meningkat

28 Desember 2023

Kristen Palestina Jadi Sasaran Serangan Pemukim Israel yang Meningkat

Pemukim Israel juga menjadikan umat Kristen Palestina sasaran serangan dan pelecehan, yang berada di tanah Palestina sejak lebih dari 2.000 tahun.

Baca Selengkapnya

Kakak-Adik Anggota Hamas Tembaki Halte Bus di Yerusalem, 3 Orang Tewas

30 November 2023

Kakak-Adik Anggota Hamas Tembaki Halte Bus di Yerusalem, 3 Orang Tewas

Kakak adik asal Palestina menembaki halte bus di Yerusalem saat gencatan Hamas Israel diperpanjang.

Baca Selengkapnya

Gencatan Senjata Diperpanjang, Serangan di Yerusalem Sebabkan 2 Tewas

30 November 2023

Gencatan Senjata Diperpanjang, Serangan di Yerusalem Sebabkan 2 Tewas

Kontak senjata terjadi di Yerusalem, Tepi Barat, beberapa saat setelah Hamas dan Israel sepakat memperpanjang gencatan senjata satu hari

Baca Selengkapnya

Israel Terus Bombardir Gaza, Hamas: Kami Tidak Tahu Nasib Sejumlah Sandera

18 November 2023

Israel Terus Bombardir Gaza, Hamas: Kami Tidak Tahu Nasib Sejumlah Sandera

Hamas mengatakan kehilangan kontak dengan beberapa kelompok yang bertanggung jawab atas keselamatan sandera di Jalur Gaza

Baca Selengkapnya