Turki Bilang Ini Soal Veto AS tentang Status Kota Yerusalem

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Selasa, 19 Desember 2017 10:03 WIB

Turki Presiden Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan pidato selama reli pendukung sehari setelah referendum, di luar Istana Kepresidenan, di Ankara, Turki, 17 April 2017. AP/Burhan Ozbilici

TEMPO.CO, Ankara -- Pemerintah Turki menyesalkan sikap pemerintah Amerika Serikat yang melakukan veto terhadap draf resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait status Kota Yerusalem.


Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga dikabarkan berkomunikasi lewat sambungan telepon dengan Perdana Menteri Inggris, Theresa May, soal veto AS terkait status Kota Yerusalem. Keduanya dikabarkan bersepakat ketegangan baru yang terjadi bisa membahayakan proses perdamaian antara Palestina dan Israel.

Baca: AS Veto Draf Resolusi DK PBB Soal Status Yerusalem, Kenapa?

Draf resolusi DK PBB menyatakan setiap keputusan dan tindakan yang bertujuan untuk mengubah karakter, status atau komposisi demografi Kota Suci Yerusalem tidak memiliki efek legal, batal dan harus dicabut sesuai dengan ketentuan resolusi DK PBB.

Advertising
Advertising

Baca: Begini Sejarah Perebutan Yerusalem Sejak Ribuan Tahun Lalu

AS menggunakan hak veto untuk menolak draf resolusi rancangan Mesir, yang menyatakan sangat menyayangkan keputusan akhir-akhir ini mengenai status Yerusalem. Draf rancangan Mesir ini mendapat dukungan dari 14 anggota DK PBB meskipun draf itu tidak menyebut nama AS secara khusus terkait isu status Kota Yerusalem.


"Amerika Serikat sendirian melakukan veto dan ini menunjukkan tanda kongkrit bahwa keputusannya ilegal mengenai status Kota Yerusalem," kata Kementerian Luar Negeri Turki, Senin, 18 Desember 2017.


Kemenlu Turki menyatakan veto AS tadi menunjukkan Washington telah kehilangan obyektivitasnya. Dewan Keamanan PBB tidak bisa dibiarkan menjadi tidak efektif dalam menjalankan fungsinya karena langkah veto itu.


Erdogan mengambil posisi terdepan dalam isu status Kota Yerusalem ini dengan menolak keputusan Trump. Erdogan baru saja menggelar pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam di Istanbul, yang mendukung kemerdekaan Palestina dengan ibu kota Yerusalem Timur. Konferensi ini dihadiri sekitaar 50 negara berpenduduk Muslim, termasuk dari Indonesia.


Reuters melansir keputusan Trump soal status Kota Yerusalem bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS selama tujuh dekade bahwa status kota itu ditentukan lewat proses perundingan antara Israel dan Palestina. Sekutu terdekat AS, Uni Eropa, juga menolak keputusan Trump dan menyebutnya bisa membawa kawasan Timur Tengah ke masa-masa kegelapan.


Kota Yerusalem merupakan tempat bagi rumah ibadah bagi kaum Yahudi, Kristen dan Muslim. Israel menganeksasi Kota Yerusalem Timur pada perang 1967 namun tidak diakui dunia internasional.


REUTERS

Berita terkait

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

15 jam lalu

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

Israel menggerebek kamar hotel di Yerusalem yang dijadikan kantor oleh media Al Jazeera, setelah menutup operasi lokal stasiun televisi tersebut.

Baca Selengkapnya

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

35 hari lalu

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

Keluarga sandera Israel mengancam akan membakar negara jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak segera mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Minggu Palma Dihalangi Israel, 4 Negara Eropa Siap Akui Negara Palestina

41 hari lalu

Top 3 Dunia: Minggu Palma Dihalangi Israel, 4 Negara Eropa Siap Akui Negara Palestina

Berita Top 3 Dunia pada Senin 25 Maret 2024 diawali Israel menghalangi ribuan umat Kristen dari Tepi Barat untuk merayakan Minggu Palma

Baca Selengkapnya

Israel Halangi Umat Kristen Palestina Rayakan Minggu Palma di Yerusalem

42 hari lalu

Israel Halangi Umat Kristen Palestina Rayakan Minggu Palma di Yerusalem

Israel dilaporkan menghalangi umat Kristen dari Tepi Barat untuk merayakan Minggu Palma di Yerusalem.

Baca Selengkapnya

PBB Waswas Ada Provokasi di Tempat Suci Yerusalem Timur

55 hari lalu

PBB Waswas Ada Provokasi di Tempat Suci Yerusalem Timur

Juru bicara PBB berkomentar tentang insiden pasukan Israel menghalangi warga Palestina untuk salat Tarawih di Masjid Al Aqsa.

Baca Selengkapnya

Selama Ramadan, Ini Kekhawatiran Warga Palestina di Yerusalem

56 hari lalu

Selama Ramadan, Ini Kekhawatiran Warga Palestina di Yerusalem

Ketika warga Palestina bersiap menyambut Ramadan, banyak yang khawatir pihak keamanan dan kelompok sayap kanan Israel akan memicu kerusuhan.

Baca Selengkapnya

Argentina Umumkan Rencana Pindahkan Kantor Kedutaan Besarnya di Tel Aviv ke Yerusalem

7 Februari 2024

Argentina Umumkan Rencana Pindahkan Kantor Kedutaan Besarnya di Tel Aviv ke Yerusalem

Presiden Argentina Javier Milei mengumumkan rencana merelokasi kantor kedutaan besar Argentina di Tel Aviv ke Yerusalem

Baca Selengkapnya

Kristen Palestina Jadi Sasaran Serangan Pemukim Israel yang Meningkat

28 Desember 2023

Kristen Palestina Jadi Sasaran Serangan Pemukim Israel yang Meningkat

Pemukim Israel juga menjadikan umat Kristen Palestina sasaran serangan dan pelecehan, yang berada di tanah Palestina sejak lebih dari 2.000 tahun.

Baca Selengkapnya

Kakak-Adik Anggota Hamas Tembaki Halte Bus di Yerusalem, 3 Orang Tewas

30 November 2023

Kakak-Adik Anggota Hamas Tembaki Halte Bus di Yerusalem, 3 Orang Tewas

Kakak adik asal Palestina menembaki halte bus di Yerusalem saat gencatan Hamas Israel diperpanjang.

Baca Selengkapnya

Gencatan Senjata Diperpanjang, Serangan di Yerusalem Sebabkan 2 Tewas

30 November 2023

Gencatan Senjata Diperpanjang, Serangan di Yerusalem Sebabkan 2 Tewas

Kontak senjata terjadi di Yerusalem, Tepi Barat, beberapa saat setelah Hamas dan Israel sepakat memperpanjang gencatan senjata satu hari

Baca Selengkapnya