Arab Saudi: Harus Diakui, Yerusalem Timur Ibu Kota Palestina

Kamis, 14 Desember 2017 13:49 WIB

Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud di Jeddah, Arab Saudi, 23 Juli 2017. Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud menegaskan kembali sikapnya bahwa Kerajaan komit mengakui Negara Palestina dengan ibu kota Yerusalem Timur.

Menurut Raja Salman, Palestina memiliki hak atas Kota Yerusalem Timur yang dicaplok Israel.

Baca: Oposisi Turki: Kota Yerusalem Ibu Kota Palestina

PM Israel Netanyahu dan Raja Salman. REUTERS

Laporan Al Jazeera, Kamis, 14 Desember 2017, menyebutkan penegasan Raja Salman itu untuk menanggapi keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu pekan lalu, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan akan memindahkan kantor kedutaannya dari Tel Aviv.

Advertising
Advertising

Sikap tegas Raja Salman tersebut disampaikan di depan anggota Dewan Syura Kerajaan di Riyadh pada Rabu, 13 Desember 2017, yang disiarkan televisi secara nasional, menyusul KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, Rabu.

Sedangkan dalam pidato pembukaan pertemuan KTT OKI di Istanbul, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta kepada dunia agar mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

Pada pertemuan kemarin, Arab Saudi selaku tuan rumah kantor Sekretariat Jenderal OKI hanya mengirimkan seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri.

Warga berbuka puasa bersama di depan Masjid Al Aqsa di Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur), Palestina, 20 Juni 2017. Lebih dari Rp2 milyar "hadiah Ramadan" yang dikirim kaum muslim Indonesia telah disalurkan kepada warga Palestina. ANTARA FOTO

"Kami meminta persoalan Palestina diselesaikan melalui solusi politik. Yang paling penting adalah rakyat Palestina mendapatkan haknya dan Yerusalem Timur diakui sebagai ibu kota Palestina," kata Raja Salman.

Baca: Turki: Dunia Harus Mengakui Yerusalem Timur Ibu Kota Palestina

Raja Salman menegaskan, keputusan Presiden Trump sangat bias dan melawan hak rakyat Palestina di Yerusalem yang dijamin oleh resolusi internasional.

"Saya ulangi, Kerajaan mengutuk keras dan sangat menyesalkan keputusan
Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusan tersebut telah menghapus hak sejarah rakyat Palestina di Yerusalem," ujar Raja Salman.

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

13 menit lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

26 menit lalu

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

ICC dapat mengakhiri impunitas selama puluhan tahun dengan mendakwa para pejabat tinggi keamanan Israel atas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

5 jam lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

14 jam lalu

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel mengancam melakukan pembalasan terhadap Otoritas Palestina jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan menteri-menterinya.

Baca Selengkapnya

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

16 jam lalu

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

Arab Saudi mengundang pelancong menjelajahi budaya, sejarah, dan petualangan di luar perjalanan keagamaan seperti haji dan umrah.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

16 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

17 jam lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

19 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

22 jam lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

23 jam lalu

Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

Gal Gadot aktor asal Israel yang sukses berkiprah dalam dunia industri hiburan Hollywood. Berikut beberapa filmnya, bukan hanya Wonder Woman.

Baca Selengkapnya