Tillerson dan Gedung Putih Kembali Beda Pendapat Soal Korea Utara

Kamis, 14 Desember 2017 15:11 WIB

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson. REUTERS/Francois Lenoir

TEMPO.CO, Jakarta - Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat membantah pernyataan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson yang mengatakan bahwa Washington akan memperlunak posisinya dalam perundingan dengan Korea Utara.

Bantahan ini menunjukkan ada kontraversi di tubuh pemerintahan Donald Trump setelah Tillerson menyatakan kesiapannya untuk membuka dialog dengan Pyongyang, tanpa prasyarat.

Sehari berselang, Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri menegaskan bahwa Korea Utara harus terlebih dahulu berkomitmen untuk meninggalkan senjata nuklirnya.

Baca: Tillerson: AS Tidak Berniat Mendongkel Rezim Korea Utara

Perbedaan pernyataan Tillerson dengan Gedung Putih soal Korea Utara merupakan yang ketiga kalinya dalam beberapa bulan terakhir.

Tillerson yang berbicara dalam forum kebijakan luar negeri di Washington DC pada Selasa, 12 Desember 2017 menegaskan kesiapannya untuk berbciara dengan Korea Utara.

Advertising
Advertising

"Kami telah mengatakan dari sisi diplomatik bahwa kami siap untuk berbicara kapan saja Korea Utara, ingin berbicara, dan kami siap untuk lakukan pertemuan pertama tanpa prasyarat,' kata Tillerson seperti dilansir dari CNN, 14 Desember 2017.

Sejabat Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya justru berbicara sebaliknya keesokan harinya.

Pemerintah bersatu menegaskan, setiap perundingan dengan Korea Utara harus menunggu sampai rezim tersebut secara mendasar memperbaiki tingkah lakunya. Meski mencakup pernyataan menteri luar negeri, namun Pyongyang harus memastikan tidak ada lagi tes nuklir atau rudal balistik," ujarnya.

Baca: Sambut Tillerson, Cina Tak Mau Didikte Soal Korea Utara

Heather Nauert, Juru bicara Kementerian Luar Negeri, mencuit di akun Twitternya untuk mengulangi posisi pemerintah yang memastikan bahwa prasyarat tetap diterapkan mengenai program nuklir Korea Utara.

"Kami tetap terbuka untuk berdialog ketika Korea Utara bersedia melakukan dialog serius dan kredibel mengenai denuklirisasi damai, tapi saat itu tidak ada sekarang," cuit Nauert.

Beberapa mantan pejabat AS meragukan apakah Tillerson dan Gedung Putih berada dalam satu sikap.

"Ini adalah sesuatu yang membingungkan dan mengkhawatirkan," kata Evan Medeiros, mantan direktur senior Dewan Keamanan Nasional untuk Asia.

Baca: Memo Tillerson: Usut Akun Media Sosial Pemohon Visa ke Amerika

Kontradiksi itu adalah perselisihan terbaru antara Gedung Putih dan Menteri Luar Negeri. Pada Agustus lalu, eks penasihat Gedung Putih Sebastian Gorka mengkritik Tillerson setelah dia berusaha untuk mementahkan ucapan Presiden Trump kepada Korea Utara.

Kemudian padaSeptember, setelah Tillerson mengatakan bahwa dia telah membuat komunikasi langsung dengan Pyongyang, presiden Trump justru menuduhnya "membuang-buang waktunya".

Kontradiksi ini memunculkan dugaan Tillerson dipinggirkan dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Muncul rumor bahwa Tillerson akan diganti dengan Direktur CIA Mike Pompeo. Meski kemudian Gedung Putih membantah pergantian itu.

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya