Uni Eropa Tolak Akui Status Yerusalem Versi Trump
Selasa, 12 Desember 2017 09:29 WIB
TEMPO.CO, Brussel -- Uni Eropa menegaskan sikapnya bahwa penyebutan status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel merupakan pukulan bagi proses perdamaian Israel dan Palestina, yang sedang berlangsung.
Sikap para menteri luar negeri negara-negara Uni Eropa ini disampaikan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang mengunjungi kantor pusat Uni Eropa di Brussell, Senin, 11 Desember 2017.
Baca: 5 Fakta Penting Tentang Yerusalem
Negara Uni Eropa juga tidak berencana mengikuti keputusan Trump untuk memindahkan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Kota Yerusalem. "Saya tidak lihat ada negara yang mau melakukan itu. Dan saya pikir tidak ada negara UE yang akan melakukannya," kata Margot Wallstrom, diplomat swedia, kepada media, Senin, 11 Desember 2017.
Seperti diberitakan, Trump mengumumkan kebijakan pemerintahannya yang mengakui status Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember 2017. Dia juga berencana memindahkan kedubes AS ke Yerusalem dari Tel Aviv.
Seperti dilansir Reuters, Israel menganeksasi Yerusalem Timur dalam perang enam hari pada 1967. Negara ini lalu menganggap seluruh Kota Yerusalem sebagai ibu kotanya. Pada saat yang sama, Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan pada saat Palestina merdeka.
Dalam pertemuan dengan para menlu EU, Netanyahu mengatakan kebijakan Trump memungkinkan proses perdamaian terjadi,"Karena mengakui realita merupakan substansi dari perdamaian, pondasi perdamaian."
Trump juga menegaskan sikapnya yang tetap mendukung proses perdamaian antara Israel dan Palestina. Trump mengatakan keputusan yang dibuatnya tidak mempengaruhi status dan perbatasan Kota Yerusalem di masa depan. Dia berargumentasi meninggalkan kebijakan lama diperlukan untuk mengaktifkan kembali proses perdamaian yang membeku sejak 2014.
Namun, negara-negara sekutu Uni Eropa menolak logika ini. Mereka berargumentasi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel secara sepihak justru mendorong terjadinya tindak kekerasan dan merusak peluang terjadinya perdamaian.
Beberapa menlu UE, yang menghadiri pertemuan tadi, menegaskan semua wilayah yang diduduki Israel sejak perang 1967, termasuk wilayah Kota Yerusalem Timur, dan Tepi Barat serta Dataran Tinggi Golan, tidak termasuk dalam wilayah Israel.
REUTERS