Yaman, Ada Makanan di Toko Tetapi Tidak Ada Duit

Editor

Budi Riza

Kamis, 7 Desember 2017 07:30 WIB

Seorang wanita duduk dekat anaknya yang terinfeksi kolera di rumah sakit di pelabuhan laut merah di Hodeidah, Yaman, 14 Mei 2017. Sebanyak 180 orang tewas akibat terinfeksi koleran di Yaman. REUTERS/Abduljabbar Zeyad

TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan itu bernama Fatima. Dia duduk tertunduk lesu dengan kaki ditekuk di bawah dagunya di dekat tempat tidur putranya, Ishaq, 18 bulan, yang terbaring lemah di klinik kesehatan di Yaman.

Dia tiba di ibu kota Sanaa sehari sebelum menuju Pusat Pengobatan Kolera (CTC) yang dioperasikan oleh MSF di Kota Al Qaeda setelah melakukan perjalanan dari Shokan, sebuah desa di Distrik Mawia, Barat Daya Yaman.

Baca: Wabah Kolera Tewaskan 1.500 Penduduk Yaman

Perawat memeriksa seorang anak yang terinfeksi kolera di rumah sakit di pelabuhan laut merah di Hodeidah, Yaman, 14 Mei 2017. Hanya sedikit fasilitas medis yang masih berfungsi, sementara dua pertiga penduduk Yaman kini harus bertahan tanpa akses terhadap air minum sehat. REUTERS/Abduljabbar Zeyad

"Dia merasa sakit sejak tiga hari lalu," katanya sembari menunjuk ke Ishaq. "Kami berharap dia membaik, sehingga kami menunggu di sini."

Advertising
Advertising

Setelah diare dan muntah selama dua hari, orang tuanya meminjam uang 9.800 YER atau sekitar Rp 600 ribu dari tetangganya untuk berobat di dekat desanya. "Mereka menyuntik Ishaq dan kami kembali ke rumah,"ujarnya.

Namun keesokannya, kesehatan Ishaq tidak menunjukkan tanda-tanda membaik sehingga Fatima membawanya ke Kota Al Qaeda karena dia mendengar rumah sakit Médecins Sans Frontières memberikan layanan kesehatan gratis.

Rasha Sadeq Ahmed (4 tahun), bersama ibunya di pusat perawatan gizi buruk di rumah sakit al-Sabeen di Sanaa, Yaman, 13 April 2017. Balita ini mengalami gizi buruk di tengah berkecamuknya perang saudara di Yaman. REUTERS/Khaled Abdullah

"Kami tidak datang di hari pertama ketika Ishaq sakit sebab kami tidak punya uang untuk ke sini. Kami harus meminjam dari tetangga berobat, namun tidak ada yang memberikan pinjaman uang. Tetapi suami saya meyakinkan mereka."

Untuk pergi ke CTC, suami Fatima meminjam uang sebesar 30 ribu YER atau setara dengan Rp 1,8 juta.

"Uang sebesar itu untuk sewa mobil 20 ribu YER (Rp 1.000.000) dan isi bensin 10 ribu YER (Rp 540 ribu)," ucapnya.

Dia berharap anaknya segera ditangani secepatnya karena harga bensin naik setiap hari, utangnya akan dibayar ketika dia pulang. Sebagai pekerja harian, suami Fatima mendapatkan gajinya sebesar 1.500 YER (Rp 81 ribu) sehari. Tapi dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan setiap hari.

"Karena perang, orang tidak memiliki uang sehingga mereka tidak memberinya pekerjaan," kata Fatima.

Untuk membayar sebagian utangnya, Fatima menjual dua ekor kambing milik keluarganya seharga 13 ribu YER (Rp 700 ribu).

Seorang anak laki-laki yang terinfeksi kolera saat mendapatkan perawatan di lorong rumah sakit di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2017. Salah satu penyebab waba kolera adalah perang di Yaman yang telah berlangsung selama dua tahun. REUTERS/Khaled Abdullah

"Akibat perang kami tidak bisa membeli apapun. Ada makanan di toko, tetapi tidak punya uang untuk membelinya," ucap Fatima.

"Satu karung berisi 10 kg gandum dihargai 4 ribu YRE (Rp 216 ribu) di desanya," tulis MSF.

Baca: Sejuta Anak Yaman Terancam Kolera

Selain kolera, Ishaq menderita kurang gizi. Sehingga dia harus mendapatkan makanan tambahan yang cukup setiap dua minggu selama beberapa bulan.

Setelah keluar dari CTC, Ishaq akan terdaftar dalam program nutrisi di bagian rawat jalan Al Qaeda Hospital dan menerima perawatan selama 14 hari. Tapi mengingat tingginya biaya transportasi di Yaman, orang tuanya tidak mungkin bisa membawanya sesuai jadwal sehingga kondisi Ishaq memburuk.

Berita terkait

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

2 hari lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

13 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

26 hari lalu

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk Israel dan Barat atas kejahatan di Gaza selama Ramadan dan enam bulan terakhir

Baca Selengkapnya

Pejabat Senior Hamas dan Houthi Adakan Pertemuan Langka, Ini yang Dibahas

51 hari lalu

Pejabat Senior Hamas dan Houthi Adakan Pertemuan Langka, Ini yang Dibahas

Tokoh-tokoh senior dari Hamas dan pemberontak Houthi di Yaman mengadakan pertemuan membahas koordinasi tindakan mereka terhadap Israel

Baca Selengkapnya

Houthi Yaman Klaim Uji Coba Rudal Hipersonik

53 hari lalu

Houthi Yaman Klaim Uji Coba Rudal Hipersonik

Houthi di Yaman yang dikenal sebagai Gerakan Ansar Allah, dilaporkan melakukan uji tembak rudal hipersonik

Baca Selengkapnya

AS Diam-diam Minta Bantuan Iran Hentikan Serangan Houthi ke Laut Merah

53 hari lalu

AS Diam-diam Minta Bantuan Iran Hentikan Serangan Houthi ke Laut Merah

Pejabat AS dan Iran diam-diam bertemu beberapa kali untuk membahas serangan Houthi Yaman di Laut Merah.

Baca Selengkapnya

Al Qaeda Umumkan Kematian Pemimpinnya, Penyebab Masih Misteri

56 hari lalu

Al Qaeda Umumkan Kematian Pemimpinnya, Penyebab Masih Misteri

Al Qaeda Yaman mengumumkan kematian pemimpinnnya. Pemimpin baru telah diumumkan.

Baca Selengkapnya

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

59 hari lalu

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.

Baca Selengkapnya

Serangan Houthi Tewaskan 3 Orang untuk Pertama Kali di Teluk Aden

7 Maret 2024

Serangan Houthi Tewaskan 3 Orang untuk Pertama Kali di Teluk Aden

Serangan milisi Houthi Yaman membunuh tiga warga sipil di kapal pengangkut kargo Barbados dan Liberia pada Rabu di Teluk Aden

Baca Selengkapnya

Kapal yang Mau Masuk Perairan Yaman harus Izin Kelompok Houthi

5 Maret 2024

Kapal yang Mau Masuk Perairan Yaman harus Izin Kelompok Houthi

Kapal yang memasuki perairan Yaman harus dapat izin dari Houthi setelah kelompok itu meluncurkan drone dan rudal ke kapal internasional.

Baca Selengkapnya