TEMPO.CO, Sanaa—Wabah kolera yang menyerang negara tengah dilanda konflik Yaman, semakin tak terkendali. Organisasi Save The Children menyebut setiap 35 detik, satu anak terinfeksi kolera.
Seperti dilansir The Independent, Rabu 14 Juni 2017, Save the Children mengingatkan tingkat infeksi kolera selama dua pekan terakhir melonjak hingga tiga kali lipat.
Setiap satu jam, 105 anak terinfeksi kolera, atau seorang anak terinfeksi setiap 35 detik.
Baca: 184 Warga Tewas Akibat Kolera, Yaman Umumkan Kondisi Darurat
“Yaman berada di ujung kehancuran,” kata Grant Pritchard, Direktur Save The Children.
Save the Children mengatakan ribuan orang bisa meninggal dalam beberapa bulan mendatang dengan perkiraan hingga 300 ribu kasus.
Dua tahun perang sipil, kondisi kelaparan dan kekurangan akses terhadap air bersih telah memperburuk penyebaran kolera. Kolera adalah penyakit diare yang dapat membunuh dalam beberapa jam.
Sistem kesehatan negara, yang sudah tidak berdaya, terguncang dengan rumah sakit yang kewalahan dan cepat kehabisan obat-obatan dan cairan intravena.
Badan PBB UNICEF mengatakan lebih dari 920 orang telah meninggal akibat penyakit ini sejak akhir April dan lebih dari 124 ribu kasus telah tercatat di mana hampir setengah dari mereka adalah anak-anak.
Pritchard, meminta peningkatan dana darurat untuk mengatasi epidemi ini. "Sudah saatnya dunia mengambil tindakan sebelum ribuan anak laki-laki dan perempuan Yaman binasa dari penyakit yang sepenuhnya dapat dicegah," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Penyakit, kelaparan dan perang menyebabkan badai bencana yang sempurna bagi masyarakat Yaman. Negara termiskin di wilayah ini hampir mengalami kehancuran total, dan anak-anak sekarat karena mereka tidak dapat mengakses layanan kesehatan dasar."
Baca: Bantu Atasi Wabah Kolera di Yaman, Prancis Sumbang Rp 29 Miliar
Perang sipil Yaman, yang terjadi antara kelompok militan Houthi yang didukung oleh Iran melawan koalisi Arab yang didukung Barat yang dipimpin oleh Arab Saudi, telah menyebabkan 19 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan dengan banyak orang di ambang kelaparan.
Save the Children melaporkan lebih dari 2 juta anak-anak kekurangan gizi akut sehingga sangat rentan terhadap kolera karena sistem mereka yang lemah kurang mampu melawan penyakit.
Pritchard mengatakan pembatasan membawa bantuan dan pasokan medis ke Yaman, termasuk penundaan untuk mengakses pelabuhan Hodeidah dan penutupan bandara Sanaa, menimbulkan kesulitan dalam menghentikan epidemi tersebut.
Transportasi yang tidak terjangkau juga membuat sulit bagi warga Yaman untuk mencapai perawatan.
THE INDEPENDENT | THE GUARDIAN | SITA PLANASARI AQUADINI