Represi Militer yang Melahirkan Rentetan Kekerasan di Sinai Mesir

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 25 November 2017 05:45 WIB

Warga Mesir bejalan di depan masjid Rawdah usai terjadinya serangan bom bunuh diri dan serangan senjata di Sinai, Mesir, 24 November 2017. Provinsi Sinai kerap terjadi aksi serangan oleh kelompok militan yang menargetkan pada aparat kepolisian dan militer. telegraph.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok sipil bersenjata melakukan teror di Masjid Al Rawda, sebelah barat Provinsi Al-Arish, Sinai, Mesir pada saat jemaahnya sedang salat Jumat, 24 November 2017.

Serangan brutal itu menewaskan 235 orang dan ratusan orang lainnya terluka parah. Para teroris memang meledakan bom dan menembaki jemaah yang keluar mesjid.

Baca juga: Teror di Mesir Dilancarkan Sehari Sebelum Perbatasan Rafah Dibuka

"Ini adalah serangan paling mematikan dalam sejarah Mesir modern,” kata kantor berita lokal yang dikutip Reuters pada Sabtu, 25 November 2017.

Pemerintah Mesir mengumumkan masa tiga hari berkabung setelah serangan teroris di Semenanjung Sinai bagian utara.

Advertising
Advertising

Kota El-Arish, yang berada di Sinai Utara berjarak sekitar 450 km dari Ibu Kota Mesir, Kairo.

Sinai adalah sebuah semenanjung berbentuk segitiga yang terletak di Asia Barat namun menjadi bagian dari Mesir di Afrika. Daratan seluas 60.000 km persegi ini dibatasi oleh Laut Tengah di utara, Laut Merah di selatan, Terusan Suez di barat, dan perbatasan dengan Israel di timur laut.

Daerah ini menjadi penghubung antara benua Asia dan Afrika. Karena lokasinya yang strategis daerah ini kerap menjadi pusat sengketa antara berbagai negara sejak ratusan tahun lalu.

Di wilayah ini yang dihuni sekitar 500.000 orang ini terdapat kelompok-kelompok perlawanan terhadap pemerintahan Mesir. Mereka inilah yang sering melakukan serangan ke tentara dan warga sipil.

Serangan itu makin gencar setelah militer menggulingkan Presiden Mohamed Morsi dari kekuasaannya pada tahun 2013. Morsi yang berasal dari partai berbasis Islam, menang dalam pemilihan umum yang bebas dan rahasia, setelah rezim Presiden Hosni Mubarak jatuh dari kekuasaannya.

Analis Timur Tengah dari Al Jazeera, Yehia Ghanam mengatakan meningkatnya kekerasan di Sinai selama empat tahun terakhir telah digunakan pemerintah Mesir untuk meningkatkan represi.

"Rezim Mesir telah memulai kekerasan di seluruh negeri, khususnya di Sinai. Kekerasan ini melahirkan kekerasan lainnya," katanya Sabtu, 25 November 2017.

Militer Mesir memang beberapa kali menyerang kelompok perlawanan di Sinai. Banyak anggota kelompok itu yang tewas.

Aksi itu makin meningkatkan perlawanan kelompok sipil bersenjata. Sebagian besar dari serangan di Sinai telah diklaim oleh Ansar Beit al-Maqdis, sebuah kelompok yang terhubung dengan ISIS.

Tetapi beberapa kelompok sipil bersenjata lainnya aktif di Mesir. Antara lain di kawasan lembah dan delta sungai Nil, serta yang berada di dalam dan pinggiran Kairo.

AL JAZEERA | AHRAM ONLINE

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

9 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

2 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

2 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

4 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

7 hari lalu

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Dua menteri Israel secara terbuka menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan berkukuh akan menyrang Rafah

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

7 hari lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

9 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

13 hari lalu

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret, dengan mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

14 hari lalu

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri

Baca Selengkapnya