Thailand dan Cina Kerja Sama Bikin Senjata
Jumat, 17 November 2017 06:29 WIB
TEMPO.CO, Bangkok - Lembaga teknologi pertahanan Thailand berencana membangun kerja sama dengan Cina untuk memproduksi peralatan militer. Ini menandakan menguatnya kerja sama kedua negara sejak kudeta militer di Thailand pada 2014.
Kedua negara juga berencana membangun fasilitas pertahanan bersama. Ini termasuk adanya diskusi untuk membangun pusat angkatan laut Cina untuk melayani kapal selam yang dipesan Thailand dari negara itu pada tahun ini.
Baca: Seusai Kremasi Raja Thailand, Bangkok Malam Hari Kembali Berdenyut
“Ini menunjukkan semakin jelasnya kehadiran militer Cina di wilayah sekutu terlama Amerika Serikat ini dan wilayah lain di Asia Tenggara,” begitu dilansir media Reuters, Kamis, 16 November 2017.
Baca: Hadiri Acara Kremasi Raja Bhumibol, Mega Didampingi Puan
Institut Teknologi Pertahanan milik pemerintah Thailand akan membangun fasilitas pertahanan komersial bersama Cina pada Juli tahun depan. Fasilitas ini akan dibangun di Provinsi Khon Kaen, yang terletak di kawasan timur laut Thailand.
Fasilitas teknologi pertahanan ini akan bertanggung jawab untuk melakukan proses perakitan, produksi, dan pemeliharaan semua sistem pertahanan darat untuk angkatan darat Thailand.
“Semua kegiatan produksi ini ditujukan untuk kepentingan domestik,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Kongcheep Tantravanich, kepada Reuters.
Kongcheep mengatakan fasilitas ini nantinya juga bisa melayani semua kegiatan perakitan dan perawatan peralatan pertahanan bagi semua negara ASEAN, yang berjumlah sepuluh negara.
Kedua negara akan membicarakan detail kerja sama ini lebih jauh, termasuk dengan perusahaan North Industries Corporation milik Cina. Perusahaan Norinco ini dikenal sebagai pembuat tank dan sejumlah sistem persenjataan.
Manajemen Norinco tidak merespons pertanyaan yang dikirimkan Reuters lewat surat elektronik. Namun di situsnya, Norinco menyebut kegiatan perusahaan ini sebagai pionir dan pemimpin perdagangan peralatan militer Cina. Norinco juga mengklaim sebagai tim yang penting dan terlibat dalam mengimplementasikan strategi Cina menjadi kekuatan global.
Kongcheep mengatakan Cina akan menyediakan berbagai pelatihan dan transfer teknologi. Ini termasuk menyediakan petugas dari Cina, yang akan terlibat dalam kerja sama ini.
Kementerian Pertahanan Cina tidak merespons saat ditanya soal ini oleh Reuters.
Cina telah menjadi penyuplai senjata, yang meningkat perannya, setelah negara-negara barat seperti Amerika Serikat menurunkan hubungan kerja sama dengan Thailand karena militer melakukan kudeta pada 2014.
Thailand telah membeli sejumlah peralatan tempur sejak 2015, seperti 49 tank dan 34 kendaraan baja senilai US$ 320 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan yang dibeli militer Thailand dari negara-negara lain, meskipun Thailand pernah membeli helikopter dari Rusia dan Amerika.
REUTERS