Sikap Diam Asean Atas Rohingya Untungkan Aung San Suu Kyi

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Selasa, 14 November 2017 08:01 WIB

Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi (tengah) tiba di bandara Sittwe untuk kunjungan mendadak ke Rakhine, Myanmar, 2 November 2017. Ia datang setelah pecahnya konflik yang membuat ribuan Muslim Rohingya mengungsi. AFP

TEMPO.CO, Yangon -- Sikap diam Association of Southeast Asian Nations terhadap pelanggaran hak asasi manusia atas etnis Rohingya di Myanmar dinilai menguntungkan Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar saat ini.


"Konferensi Tingkat Tinggi Asean tidak dirancang untuk benar-benar membuat kebijakan merespon isu besar hak asasi manusia yang berdampak di seluruh wilayah ini," kata David Mathieson, mantan peneliti hak asasi manusia, yang saat ini menjadi analis independen di Myanmar, kepada Time, Senin, 13 Nopember 2017.

Baca: Pengungsi Rohingya Ragu Keselamatannya di Myanmar

"Sekarang ini, pemerintahan Suu Kyi diuntungkan dari kultur diamnya Asean." Asean memiliki anggota sepuluh negara.

Advertising
Advertising


Pengamat politik di Yangon, Khin Zaw Win, juga sependapat dengan mengatakan pemerintahan junta militer Myanmar dulu dan pemerintahan Suu Kyi sat ini diuntungkan dengan sikap diam Asean.

Baca: Aktivis HAM AS: IniTestimoni Sona Rohingya Korban Militer Myanmar

"Blok ini seharusnya bisa mengambil sikap yang lebih tegas terhadap isu Rohingya," kata Khin. "Jadi ini tergantung sepenuhnya kepada Asean jika ingin terlihat kredibel."


Uniknya, Suu Kyi justru mengecam sikap diam Asean ini terhadap junta militer Myanmar sekitar 20 tahun lalu. Menurut catatan Time, saat itu Suu Kyi sedang berjuang melawan penindasan rezim otoriter militer Myanmar.
Dalam sebuah tulisan editorial pada 1999, Suu Kyi mengecam sikap diam Asean dengan mengatakan,"Kebijakan tidak intervensi ini hanyalah alasan untuk tidak menolong."


"Pada hari ini dan abad ini," kata dia melanjutkan dalam editorial yang muncul di harian The Nation di Thailand,"Anda tidak bisa menghindar dari masalah yang terjadi di negara lain."


Menurut media Time, saat Suu Kyi hadir pada KTT Asean di Manila, yang dimulai sejak Senin, 13 Nopmeber 2017, dia dan pemerintahannya diuntungkan dengan sikap diam Asean ini.


Padahal pemerintahannya terlibat dalam penyerangan terhadap etnis Rohingya, yang mayoritas beragama Islam, dengan menggunakan taktik yang digambarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pembersihan etnis untuk mengusir warga Rohingya keluar dari negara, yang mayoritas beragama Buddha.


Pada pekan lalu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah meminta pemerintah Myanmar untuk mengakhiri tindak kekerasan militer berlebihan dan kekerasan antarkomunitas, yang telah menghancurkan komunitas Rohingya.


Pemerintah Myanmar dikabarkan menyayangkan pernyataan DK PBB itu. Dalam pernyataan yang terarah kepada Cina, pemerintah Myanmar malah memuji anggota DK PBB yang, menurut Myanmar, menjaga prinsip tidak intevensi terhadap urusan internal negara berdaulat lain."


Dalam tulisannya di harian The Nation, Time melanjutkan, Suu Kyi mengatakan ketika Asean menerapkan prinsip non-intervensi, maka organisasi ini melakukannya "tidak dengan nurani yang jernih."


"Mereka takut ada beberapa aspek dari negara mereka yang bisa menimbulkan kritik," kata Suu Kyi. "Posisi kami adalah jika mereka punya masalah yang layak dikritik, maka biarkan kritik muncul. Jika tidak ada, maka mereka tidak perlu merasa takut terhadap apapun." Kali ini krisis kemanusiaan Rohingya membutuhkan intervensi Asean.


TIME

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

27 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya