Duterte Menyanyikan Lagu Cinta atas Perintah Trump

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Senin, 13 November 2017 15:42 WIB

Presiden Donald Trump bersulang dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dalam acara makan malam memperingati Ulang Tahun ke-50 ASEAN di Manila, Filipina, 12 November 2017. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyanyikan lagu cinta terkenal Filipina saat jamuan santap malam kenegaraan untuk para pemimpin Asia, termasuk tamu Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Belakangan, Duterte mengaku menyanyikan lagu itu karena diminta Trump. Acara bersantap pada Ahad malam itu dihadiri 19 pemimpin dari berbagai negara. Acara itu digelar menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Association of Southeast Asian Nations di Manila.

Para pemimpin, termasuk dari Cina, Rusia, Jepang, Kanada, dan Korea Selatan, mengenakan pakaian tradisional kemeja panjang putih kecokelatan. Dalam acara itu, Duterte mengambil mikrofon dan menyanyikan lagu berjudul Kamu (Ikaw) sambil berduet dengan diva lokal, Pilita Corrales. Salah satu bagian lagu itu berbunyi, "Kau adalah cahaya di duniaku, setengah hati milikku."

Setelah bernyanyi, seperti dijelaskan ABS-CBN, Duterte menuturkan, "Tuan dan Nyonya, saya bernyanyi atas perintah Kepala Komandan Amerika Serikat."

Baca: Donald Trump dan Duterte Bertemu di Gala Dinner ASEAN

Duterte, yang terkadang dijuluki "Trump dari Timur" karena gayanya yang cenderung vulgar dan kasar, memang dijadwalkan bertemu dengan Trump di sela-sela acara puncak KTT ASEAN, yang mulai berlangsung hari ini.

Baca: Di Jepang, Duterte Kutuk Senjata Nuklir dan Rudal Korea Utara

Filipina merupakan bekas koloni Amerika dan keduanya memiliki hubungan dekat sejak berakhirnya Perang Dunia II. Namun belakangan hal itu berubah karena gaya ceplas-ceplos dan kasar dari Duterte, yang terlihat bersemangat membangun hubungan dengan Cina dan Rusia.

Pada pekan lalu, Duterte mengatakan akan menyampaikan kepada Trump untuk tidak membicarakan isu hak asasi manusia jika isu tersebut diangkat. Ini terkait dengan kebijakan Duterte dalam memerangi narkoba dengan menembak mati para pengedar, yang telah menelan korban jiwa sekitar 3.900 orang. Pemerintah Filipina beralasan tindakan itu bagian dari pembelaan polisi saat bertugas. Namun para aktivis hak asasi manusia mengatakan hal tersebut merupakan tindakan eksekusi tanpa dasar hukum dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

GUARDIAN

Berita terkait

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden

Baca Selengkapnya

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.

Baca Selengkapnya

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte

Baca Selengkapnya

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres

Baca Selengkapnya

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19

Baca Selengkapnya

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.

Baca Selengkapnya

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.

Baca Selengkapnya