Wanita Korban Kawin Paksa Sajikan Susu Beracun, 13 Orang Tewas

Rabu, 1 November 2017 12:11 WIB

Ilustrasi susu dan yogurt. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Wanita Pakistan korban kawin paksa oleh keluarganya ditangkap atas tuduhan membunuh suami dan keluarganya dengan racun yang dicampurkan dalam susu. Racun itu merengut nyawa 13 orang termasuk suaminya.

Kisah itu berawal ketika Asiya Bibi, dipaksa menikah dengan pria yang tidak dicintainya pada September lalu, mengutip South China Morning Post, 31 Oktober 2017.

Baca: Malala Suarakan Tolak Kawin Paksa pada Anak

Bibi kemudian merancang pembunuhan terhadap suaminya bersama kekasihnya dan tantenya. Ia pun mencampurkan racun ke dalam susu dan kemudian menghidangkannya kepada sang suami. Namun suaminya tidak meminumnya.

Bibi kemudian mencampurkan susu beracun itu dengan yogurt dan menghidangkannya kepada keluarga suaminya pekan lalu. Mereka meminumnya. 13 orang meninggal dan 14 orang dilarikan ke rumah sakit setelah meminum susu beracun itu.

Baca: Sendok dalam Underwear, Cara Hindari Kawin Paksa

Polisi kemudian menangkap Bibi bersama kekasihnya dan tantenya yang terlibat merancang pembunuhan itu.

Advertising
Advertising

“Polisi telah menangkap Asiya Bibi, seorang pria dan tantenya atas keterlibatan pembunuhan tersebut,” ujar Ahmad, polisi kepada wartawan di distrik Muzaffargarh, Pakistan pada hari Senin, 30 Oktober 2017.

Kawin paksa atau menikah di bawah umur adalah hal lumrah dalam budaya konservatif Pakistan, terutama di daerah miskin dan pemukiman kumuh. Bibi adalah salah satu korban pernikahan paksa di negara itu.

Berita terkait

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

6 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

11 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

12 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

22 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

23 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

46 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

52 hari lalu

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

53 hari lalu

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

54 hari lalu

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

19 Februari 2024

Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

PML-N dan PPP sedang berupaya membentuk koalisi pemerintahan Pakistan setelah pemilu 2024.

Baca Selengkapnya