Hacker Cina juga Diduga Jebol Kantor Intelejen Australia

Reporter

Terjemahan

Editor

Budi Riza

Jumat, 13 Oktober 2017 16:53 WIB

Gedung ASIO di Canberra. abc.net.au

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini muncul berita soal bocornya data sensitif Australia terkait pesawar tempur baru F-35 dan pesawat pengintai P-8, yang diduga dicuri hacker asal dari Cina.

Munculnya berita pencurian data sensitif Australia oleh hacker Cina bukan pertama kalinya terjadi.

Pada 2013, cetak biru rahasia markas besar Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO) di Canberra dicuri dalam serangan siber, yang juga diyakini dilakukan hacker asal Cina.

Baca: Hacker Cina Serang Militer Australia, Curi Informasi Sensitif Ini

ASIO merupakan badan keamanan nasional Australia yang bertanggung jawab atas perlindungan negara dan warganya dari spionase, sabotase, tindakan campur tangan asing, kekerasan bermotif politik, serangan terhadap sistem pertahanan Australia, dan terorisme.

Advertising
Advertising

Baca: AS dan Korea Utara Mulai Ngobrol, Ini Kata Profesor Cina

Saat dimintai konfirmasinya oleh media ABC News, pada 28 Mei 2013, Jaksa Agung Mark Dreyfus enggan menanggapi jika peretasan besar-besaran itu terjadi.

“Ada banyak materi intelejen, materi espionase yang kami tidak komentari,” kata Mark. Dia beralasan membicarakan soal ini secara terbuka bisa merugikan kepentingan Australia.

Baca: AS Ucapkan Terima Kasih Cina Dukung Sanksi PBB ke Korea Utara

“Semakin banyak dibuka mengenai aktivitas mata-mata dan aspek kontra intelejen, maka musuh kita, orang yang melakukan kegiatan mata-mata, akan tahu mengenai kemampuan dan metode yang kita miliki untuk mendeteksi kegiatan mata-mata atau ancaman siber,” kata Mark menambahkan.

Menurut informasi yang diperoleh ABC News, cetak biru yang dicuri terkait sistem keamanan dan komunikasi bangunan, denah, dan lokasi server di markas besar baru ASIO, yang sedang dalam proses pembangunan.

Para ahli mengatakan pencurian informasi sensitif ini membuat lembaga ASIO menjadi mudah dimata-matai. Peristiwa ini juga diduga menjadi penyebab mengapa biaya konstruksi pembuatan markas baru ASIO itu melonjak tinggi.

Program ABC Four Corner menemukan operasi siber ini menargetkan kontraktor yang terlibat dalam pembangunan markas ASIO itu.

Serangan siber ini datang dari sebuah server di Cina yang tampaknya menjadi tersangka utama di balik operasi intelejen cyberwarefare itu.

Program ini juga melaporkan bahwa Departemen Pertahanan, kantor Perdana Menteri dan kabinet, serta kantor Urusan Luar Negeri dan Perdagangan Australia telah dijebol dalam operasi serangan siber yang berkelanjutan.

Bank sentral dan Biro Statistik juga mengkonfirmasi kedua lembaga telah menjadi sasaran serangan siber, yang menurut mereka tidak berhasil.

Jaksa Agung Federal Mark Dreyfus telah menolak untuk mengatakan apakah peretasan itu terjadi. "Ada banyak materi intelijen, materi terkait spionase yang tidak (dapat) kami komentari," katanya.

"Semakin banyak yang diungkapkan tentang apa yang diketahui soal kegiatan spionase di Australia atau aspek operasional dalam kontra intelijen, semakin banyak lawan kita, orang-orang yang terlibat dalam spionase, akan mengetahui kemampuan kita dan mengetahui metode yang kita miliki untuk mendeteksi spionase atau ancaman siber,” tambahnya.

Direktur Pusat Keamanan Internet, Alastair MacGibbon, mengatakan bahwa pemerintah harus lebih terbuka mengenai apa yang telah terjadi.

"Mungkin ada banyak kebocoran informasi dari berbagai instansi pemerintah tapi kita tidak memiliki budaya di negara ini untuk membicarakannya," kata MacGibbon.

Profesor Des Ball dari Pusat Studi Strategis dan Pertahanan Universitas Nasional Australia mengatakan pencurian cetak biru bangunan markas baru ASIO merupakan masalah yang sangat penting.

"Begitu Anda mendapatkan denah bangunan itu, Anda bisa mulai membangun diagram pemasangan kabel, yang menggambarkan hubungan setiap telepon, lewat koneksi wi-fi, dan ruangan – ruangna yang bisa digunakan untuk obrolan sensitif. Dan bagaimana caranya menaruh berbagai macam alat sadap di dalam dinding di ruangan itu,” kata dia. Inilah bahaya yang bisa terjadi akibat pencurian cetak biru gedung intelejen Australia oleh Cina.

ABC NEWS | DWI NUR SANTI

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

38 menit lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

1 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

21 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

21 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

22 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

1 hari lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

1 hari lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya