Duterte Perintahkan Polisi dan Tentara Hentikan Operasi Narkoba

Kamis, 12 Oktober 2017 15:39 WIB

Ribuan pengguna dan penjual narkoba bersumpahuntuk tidak lagi berhubungan dengan narkoba, saat menyerahkan diri pada pihak berwenang di Tanauan Batangas, Filipina, 18 Juli 2016. Ratusan orang ini menyerahkan diri karena kampanye pemberantasa narkoba oleh presiden Rodrigo Duterte. REUTERS/Erik De Castro

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rodrigo Duterte telah memerintahkan polisi dan tentara untuk menghentikan operasi pemberantasan kejahatan narkoba.

Kantor kepresidenan Filipina pada Rabu, 11 Oktober 2017 mengumumkan bahwa polisi, militer dan agen lainnya telah diperintahkan untuk menghentikan operasi terkait pemberantasan narkoba yang dikampanyekan Duterte sejak 2016.

Baca: Ribuan Warga Filipina Memprotes Perang Narkoba Duterte

Hanya Philippine Drug Enforcement Agency (PDEA) yang akan diberi izin dalam semua kampanye dan operasi anti peredaran obat-obatan terlarang atau narkoba.

Dalam memorandum bertanggal 10 Oktober, Duterte memerintahkan Kepolisian Nasional Filipina, Biro Investigasi Nasional, Angkatan Bersenjata Filipina, Biro Bea Cukai, Kantor Pos Filipina dan ad hoc gugus tugas anti-narkoba lainnya untuk menyerahkan pelaksanaan perang narkoba ke PDEA.

Seperti yang dilansir Guuardian pada 12 Oktober 2017, meskipun tidak menyampaikan alasan, diduga keputusan itu diambil karena polisi dianggap bertanggung jawab atas sebagian besar penangkapan dan pembunuhan terduga pengedar narkoba di luar hukum.

Lebih dari 3.900 tersangka narkoba tewas ditembak dalam sebuah insiden yang oleh polisi diduga membela diri dari penjahat bersenjata.

Baca: Duterte Janjikan Rp 528 Juta bagi Pembunuh Polisi Beking Narkoba

Advertising
Advertising

Meskipun mengesampingkan polisi dari perang narkoba, Duterte tetap mengarahkan polisi untuk mempertahankan visibilitasnya setiap saat sebagai pencegahan terhadap aktivitas obat-obatan terlarang.

Ini adalah kedua kalinya pemimpin tersebut memutuskan bahwa hanya PDEA yang harus memimpin perang obat terlarang. Dia menghentikan operasi anti-narkoba polisi pada akhir Januari, untuk membersihkan korup, namun membatalkan keputusan 5 minggu kemudian.

Perintah terbaru dikeluarkan Rodrigo Duterte hanya beberapa hari setelah hasil survei terbaru tentang kepuasan kinerjanya mengalami penurunan terbesar sejak menjadi presiden. Di antara kejadian dalam berita saat survei dilakukan adalah kematian anak di bawah umur di tangan polisi Kota Caloocan yang memicu demonstrasi jalanan yang langka.

INQUIRER|PHIL STAR|GUARDIAN|YON DEMA

Berita terkait

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden

Baca Selengkapnya

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.

Baca Selengkapnya

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte

Baca Selengkapnya

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres

Baca Selengkapnya

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19

Baca Selengkapnya

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.

Baca Selengkapnya

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.

Baca Selengkapnya