Motif Teror Las Vegas Masih Kabur Meski Ada 1.000 Petunjuk

Sabtu, 7 Oktober 2017 11:04 WIB

Warga membubuhkan tanda tangan saat menggelar aksi solidaritas untuk menghormati korban teror Las Vegas di Route 91 Harvest di Las Vegas, Nevada, 2 Oktober 2017. REUTERS/Chris Wattie

TEMPO.CO, Jakarta - Biro Investigasi Federal atau FBI dan polisi belum menemukan motif jelas di balik teror penembakan beruntun ole Stephen Paddoct, pria yang baru tiba lima hari yang lalu di Las Vegas. Kepala Polisi Metropolitan Las Vegas, Kevin McMahill, mengatakan tim investigasi masih belum menemukan jawabannya meski telah menyelidiki lebih dari 1.000 petunjuk untuk memastikan penyebab sebenarnya serangan oleh pensiunan berusia 64 tahun itu.

Stephen Paddock melepaskan tembakan dari lantai 32 melalui jendela kamar hotelnya di Las Vegas ke arah sekitar 20 ribu pengunjung festival musik dan melakukan bunuh diri sebelum polisi menyerbu kamarnya.

Baca: Tersangka Teror Las Vegas Sempat Incar Festival Musik di Chicago

Selain 58 orang tewas, serangan tersebut juga melukai lebih dari 500 pengunjung, sebagian besar karena diinjak-injak saat berusaha menyelamatkan diri.

Tidak seperti penembakan lainnya, Paddock tidak meninggalkan catatan bunuh diri atau pesan di media sosial terkait aksinya tersebut.

McMahill mengatakan bahwa penyelidik polisi dan lebih dari 100 agen FBI telah menyisir ratusan petunjuk dan CCTV dari Mandalay Bay Resort and Casino untuk menentukan mengapa Paddock melepaskan tembakan ke Route 91 Harvest Festival, membuat 58 orang tewas dan hampir 500 lainnya luka-luka.

Baca: 5 Motif Tersangka Teror Las Vegas, Terburuk dalam Sejarah Amerika

Advertising
Advertising

"Kami memeriksa semua aspek untuk melihat apakah kehidupan pribadi tersangka dapat dikaitkan dengan motif, keterlibatan politik, perilaku sosial, posisi ekonomi atau kecenderungan aktor dugaan radikal lainnya. Kami melihat semuanya dari awal sampai akhir, sejak dia lahir sampai mati," kata McMahill.

Dia mengaku bahwa menerima klaim milisi ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut namun penyelidikan menemukan Paddock tidak memiliki hubungan dengan militan yang berbasis di Asia Barat. Selain meyakini bahwa Paddock beraksi seorang diri.

Seperti yang dilansir Los Angeles Times pada 7 Oktober 2017, lebih lanjut McMahill mendesak agar siapa saja yang memiliki informasi tentang rencana Stephen Paddock untuk menghubungi FBI.

LA TIMES|NBC NEWS|REUTERS|YON DEMA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya