Pangeran Charles Hapus Myanmar dari Daftar Lawatan Demi Rohingya

Rabu, 4 Oktober 2017 17:00 WIB

Eksresi Pangeran Charles (kanan) dan Camilla saat berfoto bersama sejumlah artis pendukung British Asian Trust dalam resepsi dan jamuan malam di Natural History Museum, London, 2 Februari 2016. Alan Davidson Pool/AP

TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Charles akan melawat ke negara-negara Asia Tenggara dan India pada akhir bulan ini, namun penerus tahta Kerajaan Inggris ini mencoret Myanmar dari daftar kunjungannya karena penindasan yang dialami Rohingya oleh pemerintah Myanmar.

Bulan lalu media Inggris melaporkan kunjungan resmi ke beberapa negara Asia yang akan dilakukan Pangeran Charles atas nama pemerintah Inggris. Pembantu kerajaan membenarkan Myanmar sebagai salah satu negara yang akan dikunjungi putra Ratu Elizabeth II itu.

Baca: Kritik Rohingya, Gelar Ratu Kecantikan Myanmar Dicopot

Myanmar resmi dihapus dari daftar kunjungan Pangeran Charles pada Rabu 3 Oktober 2017. Pangeran Charles dan istrinya Camilla hanya akan berkunjung ke Singapura, Malaysia dan kemudian ke India untuk bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi.

“Kami melihat berbagai pilihan di wilayah ini (Asia Tenggara) dan, seperti yang kami umumkan hari ini, kami akan melanjutkan dengan kunjungan ke Singapura dan Malaysia, “ kata Wakil Kepala Departemen Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris Philip Malone kepada para reporter, seperti yang dikutip dari The Guardian.

Pangeran Charles dan Camilla akan memulai tur mereka ke Singapura pada tanggal 31 Oktober sebelum pergi ke Malaysia untuk merayakan 60 tahun ikatan diplomatis sejak mantan kolonial Inggris ini menyatakan kemerdekaannya. Pangeran Charles dan istrinya akan menutup perjalanan 11 hari mereka di India.

Baca: Rohingya Tolak Ikut Verifikasi untuk Pulang ke Myanmar
Sayangnya Malone dan pembantu kerajaan menolak untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai penghapusan Myanmar dari daftar kunjungan.

Advertising
Advertising

Lebih dari 500,000 warga muslim etnis Rohingya melarikan diri ke Bangladesh dalam kurun waktu sebulan terakhir. Mereka terpaksa lari dari Myanmar untuk menghindari operasi militer Myanmar yang disebut pejabat PBB sebagai ‘operasi pembersihan etnis’.

September lalu Pemerintah Inggris menunda program pelatihan untuk militer Myanmar karena kekerasan yang terjadi di Rakhine terhadap etnis Rohingya dan hubungan diplomatik yang memburuk.

THE GUARDIAN | DWI NUR SANTI

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

26 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya