Masyarakat Internasional Sepakati Aksi Perangi Perdagangan Orang

Kamis, 28 September 2017 21:01 WIB

Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI mengungkap tindak pidana perdagangan orang atau TPPO yang melibatkan jaringan Timur Tengah. Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto mengatakan dari hasil penangkapan, sindikat perdagangan ora

TEMPO.CO, New York - Perwakilan negara-negara di Perserikatan Bangsa Bangsa menyepakati rencana aksi global untuk memerangi tindak kejahatan perdagangan orang yang diistilahkan sebagai perbudakan di zaman modern. “Ini mesti menjadi prioritas nyata dalam kerjasama international,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres, membuka sidang tingkat tinggi untuk aksi global tersebut di Markas Besar PBB, New York, Rabu 27 September 2017.

Kejahatan perdagangan orang kata Gutteres, terkait erat dengan kemiskinan, pengangguran, ketidakmerataan, konflik senjata, bencana alam, diskriminasi dan kejahatan seksual. Jika sebelumnya orang khawatir anak-anak mereka menjadi korban obat bius, sekarang mereka bisa menjadi korban perdagangan orang. “Kejahatan ini sekarang mengancam kita, di seluruh wilayah dunia,” ujarnya.

Biacara setelah Gutteres, Direktur Eksekutif Kantor PBB bidang obat obatan terlarang dan kejahatan (UNODC) Yury Fedotov meminta pemerintah dunia memberikan dukungan sumber daya. “Kita membutuhkan banyak sumber daya untuk penegakan hukum, mendukung korban, melatih para petugas dan menyelenggarakan kerjasama antar lembaga dan antar negara,” katanya.

Fedotov menjelaskan, para pedagang manusia kini menggunakan teknologi baru dalam aksinya sehingga makin sulit dideteksi. Menurut dia, Dewan Keamanan PBB menengarai ada kaitan erat antara perdagangan orang dengan kelompok bersenjata dan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan.

Selama ini, penggalangan dana oleh PBB baru mampu membantu 2.500 korban per tahun, terutama perempuan dan anak-anak, dan mendanai 34 proyek anti perdagangan orang di 30 negara.

Advertising
Advertising

Indonesia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan komitmen mendukung rencana aksi tersebut. “Lebih 21 juta orang telah menjadi korban kerja paksa dan perdagangan orang di dunia, kita tidak bisa tinggal diam,” katanya.

Forum hari itu juga menghadirkan Grizelda Grootboom dari Afrika Selatan, yang menceritakan pengalamannya sebagai korban perdagangan orang. Lahir besar di Cape Town, di era Nelson Mandela, dia ditipu oleh seorang teman dan dijadikan budak seks di Johannesburg. “Perjalanan saya berakhir di tangan seorang yang tahu benar bahwa saya sangat menginginkan peluang baru dan kebebasan,” katanya.

Grootboom bercerita, bertahun-tahun dia berusaha keluar tapi tidak bisa. Ketika dia berhasil melarikan diri dan dirawat di rumah sakit, banyak orang masih mencemoohnya dan menganggapnya melakukan itu dengan sukarela. Dia meminta rencana aksi global ini tidak hanya eksis di atas kertas tapi benar-benar hadir di setiap komunitas, kampung-kampung, di seluruh dunia. “Perbudakan seks adalah bentuk penjajahan yang baru, terutama bagi anak-anak kulit hitam,” katanya.

Philipus Parera

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

2 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

Artefak dan barang antik yang dicuri oleh beberapa orang dan dibawa ke Amerika Serikat telah dikembalikan ke Indonesia. Apa itu artefak?

Baca Selengkapnya

MUI Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Anak Asal Sumbar yang Dibuang Muncikari di Tol Ancol

25 Februari 2024

MUI Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Anak Asal Sumbar yang Dibuang Muncikari di Tol Ancol

MUI minta kepolisian untuk menangkap dan membongkar kasus perdagangan orang ini secepatnya sampai ke akar-akarnya.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno-Hatta Tangkap 4 WNA Pengguna Paspor Palsu, Diduga Jaringan Penyelundupan Manusia

20 Februari 2024

Imigrasi Soekarno-Hatta Tangkap 4 WNA Pengguna Paspor Palsu, Diduga Jaringan Penyelundupan Manusia

Imigrasi Soekarno-Hatta mendapati 4 WNA berkewarganegaraan Irak, Suriah, dan Sudan tersebut memiliki tujuan dan motif yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Ada 11 Anak-anak tanpa Pendamping dalam Pesawat yang Dilarang Terbang di Prancis

24 Desember 2023

Ada 11 Anak-anak tanpa Pendamping dalam Pesawat yang Dilarang Terbang di Prancis

Sebelas anak di bawah umur tanpa pendamping termasuk di antara 303 penumpang asal India di pesawat yang dilarang terbang di Prancis atas dugaan TPPO.

Baca Selengkapnya

Prancis Larang Pesawat Pembawa 300 Warga India atas Dugaan Perdagangan Manusia

23 Desember 2023

Prancis Larang Pesawat Pembawa 300 Warga India atas Dugaan Perdagangan Manusia

Sebuah pesawat tujuan Nikaragua yang membawa lebih dari 300 penumpang asal India telah dilarang terbang di Prancis atas dugaan "perdagangan manusia"

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Bicara Empat Mata dengan Ketua UNHCR Soal Isu Rohingya di Aceh

13 Desember 2023

Menlu Retno Bicara Empat Mata dengan Ketua UNHCR Soal Isu Rohingya di Aceh

Menlu Retno menyampaikan bahwa UNHCR akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya di Aceh.

Baca Selengkapnya

Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

4 Oktober 2023

Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

Keterangan 21 anak korban prostitusi online Mami Icha diperlukan untuk menguak lebih dalam dugaan tindak pidana yang terjadi.

Baca Selengkapnya

Banyak Warganya Jadi Tentara Bayaran Rusia, Kuba: Itu Perdagangan Manusia

15 September 2023

Banyak Warganya Jadi Tentara Bayaran Rusia, Kuba: Itu Perdagangan Manusia

Kuba mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang bertentangan mengenai penggunaan warganya sebagai tentara bayaran dalam perang Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kuba Ungkap Perdagangan Manusia untuk Perang Rusia Ukraina

5 September 2023

Kuba Ungkap Perdagangan Manusia untuk Perang Rusia Ukraina

PM Italia Giorgia Meloni Buat Aliansi untuk Atasi Masalah Imigran

24 Juli 2023

PM Italia Giorgia Meloni Buat Aliansi untuk Atasi Masalah Imigran

Dipimpin Perdana Menteri Italia, negara-negara dari Mediterania, Timur Tengah, dan Afrika pada Minggu menyepakati langkah-langkah untuk mencoba memperlambat alur imigran.

Baca Selengkapnya