Ahli LIPI: Cina dan Rusia Harus Tekan Rezim Korea Utara

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Kamis, 28 September 2017 15:07 WIB

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menyaksikan peluncuran rudal balistik Hwasong 12. Kantor Berita Korea Utara, KCNA, merilis foto ini, pada 16 September 2017. KCNA via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Dr. Muhammad Rifqi Muna, seorang peneliti di Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengatakan Perserikatan Bangsa Bangsa harus terus memberikan tekanan terhadap Korea Utara.

PBB juga harus berperan sentral mengupayakan solusi damai untuk mengatasi konflik ini. Ini bisa dilakukan dengan menghidupkan sistem “Six Party Talk”, yaitu perundingan yang melibatkan enam negara yaitu Korea Utara, Amerika Serika, Korea Selatan, Jepang, Cina dan Rusia.

Baca: Korea Utara Mengancam, Bintang K-Pop Enggan Wajib Militer

Ini akan membawa penyelesaian masalah senjata nuklir di Semenanjung Korea ke meja perundingan.

Cina dan Rusia juga diharapkan secara aktif mampu berperan dan mengupayakan solusi damai. Ini karena mereka memiliki peran strategis untuk menekan Korea Utara. Rifqi menilai selama ini Cina dan Rusia tidak secara maksimal menekan Korea Utara.

Advertising
Advertising

Baca: Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

Rifqi mengatakan Indonesia juga memiliki posisi yang strategis dalam penyelesaian konflik itu. “Indonesia harus mengambil inisiatif. Karena sejauh ini Indonesia memiliki posisi yang strategis untuk menjadi mediator. Indonesia harus datang sebagai pihak yang netral dan melakukan perudingan terhadap dua kepala negara itu,” terang Rifqi saat dihubungi Tempo, Selasa, 27 September 2017.

Uji coba bom hidrogen milik Korea Utara pada 3 September lalu menjadi topik terhangat sepanjang bulan ini. Percobaan itu menjadi percoban keenam dan sekaligus terbesar yang pernah dilakukan rezim tiran Kim Jong Un. Uji coba itu membuat Korea Utara menerima kecaman dunia internasional terutama Amerika Serikat, yang mendesak denuklirisasi Semenanjung Korea.

Saat ini, Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, sedang mengunjungi Cina dan akan membahas solusi terhadap pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Sedangkan Heather Nauert, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, mengatakan keputusan Cina untuk menerapkan sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara sebagai tindakan signifikan.

Dia mengatakan Cina mengambil keputusan sangat besar ke arah yang tepat. “Kami ingin berterima kasih kepada Cina atas langkah-langkah yang tepat yang telah diambil,” kata Nauert kepada pers, Selasa, 26 September 2017. Isu Korea Utara menjadi perhatian utama pemerintah AS sejak Presiden Donald Trump terpilih pada tahun lalu.

KISTIN SEPTIYANI

Berita terkait

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini

Baca Selengkapnya

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.

Baca Selengkapnya

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.

Baca Selengkapnya

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.

Baca Selengkapnya