TEMPO Interaktif, Kota Gaza: Brigade Ezzedine Al-Qassam, sayap militer Hamas, hari ini menjatuhkan ultimatum kepada para pejuang Fatah di Jalur Gaza untuk menyerahkan semua senjatanya paling lambat Jumat pukul 19.00 atau pukul 23.00 waktu Indonesia."Siapa pun yang menolak akan diburu Brigade Al-Qassam," demikian pernyataan yang dikeluarkan brigade itu. Milisi Hamas hari ini terus merangsek dan mengepung markas-markas Fatah. Pertempuran sengit ini telah menewaskan 50 orang lebih dalam tiga hari terakhir. Presiden Palestina Mahmud Abbas dari Faksi Fatah memperingatkan bahwa pertempuran dapat menuju ke perpecahan Gaza. Lusinan pejuang Hamas menembakkan mortir dan roket ke markas-markas intelijen pendukung Fatah di barat Kota Gaza dan disambut perlawanan sengit dari orang-orang yang terkepung di dalamnya. Pertempuran juga pecah di markas Fatah lainnya di Kota Gaza dan selatan Khan Yunes. Sedikitnya 10 orang tewas dalam bentrokan kemarin, termasuk seorang bocah yang terjebak di tengah pertempuran. Hamas mengklaim telah menguasai wilayah utara Jalur Gaza setelah markas Fatah di Jabaliya dan beberapa markas lain jatuh ke tangan mereka pada Selasa malam. "Ini gila, kegilaan yang terjadi di Gaza," kata Abbas. Ia meminta Khalid Misyal, pemimpin puncak Hamas yang sedang mengasingkan diri, segera mengakhiri kekerasan ini. Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas, mengatakan perang ini seharusnya dapat dihindari jika saja Abbas dulu menyerahkan kendali pasukan keamanan kepada kabinet, yang dikuasai Hamas. Hamas menuduh pasukan keamanan itu bertanggung jawab atas terjadinya penculikan, penyiksaan, dan kekerasan di Gaza. l AFP | AP | BBC | IWANK
Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan
18 September 2017
Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan
Hamas menerima persyaratan damai yang ditawarkan kepala gerakan Fatah sekaligus Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakhiri dua pemerintahan di Palestina.