Abu Sayyaf Kumpulkan Rp 95,1 Miliar dari Penculikan  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 28 Oktober 2016 07:06 WIB

Warga Norwegia, Kjartan Sekkingstad bersama dengan ketiga ABK Indonesa yang telah dibebaskan dari kelompok militan Abu Sayyaf Islam al-Qaeda, di Jolo, Sulu di Filipina, 18 September 2016. REUTERS/Nickie Butlangan

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok militan Abu Sayyaf memperoleh setidaknya US$ 7,3 juta atau sekitar Rp 95,1 miliar dari uang tebusan dalam enam bulan pertama tahun ini. Ini merupakan hasil penculikan warga asing, termasuk dari Malaysia, Indonesia, dan Eropa.

Washington Post, yang mengutip laporan AP terkait dengan evaluasi tentara dan polisi Filipina, menyatakan sebagian besar uang tebusan yang diterima Abu Sayyaf antara Januari dan Juni lalu adalah hasil pembebasan 14 sandera Indonesia dan empat warga Malaysia.

Kelompok itu mendapat US$ 413 ribu (Rp 5,3 miliar) untuk membebaskan Marites Flor, wanita Filipina yang diculik bersama dua pria Kanada dan seorang pria Norwegia dari resor di Pulau Samal tahun lalu.

Namun Filipina menyatakan tidak tahu tentang pembayaran uang tebusan untuk membebaskan Flor. Sebaliknya, Filipina menegaskan tetap mempertahankan kebijakan tidak bernegosiasi dan membayar uang tebusan.

Laporan itu menyatakan operasi besar-besaran tentara Filipina terhadap kelompok tersebut mengurangi jumlah anggota Abu Sayyaf. Namun kelompok itu masih mampu melancarkan serangan serta melanjutkan penculikan.

AP melaporkan laporan evaluasi tentara dan polisi Filipina mengurangi jumlah anggota Abu Sayyaf menjadi 481 orang dibanding 506 sebelum ini. Tapi kelompok itu masih mampu melakukan 32 serangan bom untuk mengganggu operasi militer.

Rodrigo Duterte, yang menjadi Presiden Filipina pada Juni lalu, memerintahkan operasi militer besar-besaran untuk menghilangkan Abu Sayyaf.

"Abu Sayyaf kini menargetkan kapal asing untuk menculik anak buah kapal, menyusul operasi militer terhadap mereka. Mereka akan meningkatkan penculikan di daerah perairan sibuk di selatan Filipina, Malaysia, dan Indonesia.”

"Uang tebusan yang dibayar kepada Abu Sayyaf memungkinkan kelompok itu membeli senjata dan amunisi," demikian laporan itu.

Kelompok tersebut memenggal dua sandera Kanada setelah berakhirnya tuntutan pembayaran uang tebusan.

Rakyat Norwegia dibebaskan bulan lalu, setelah setahun ditahan. Dan Presiden Duterte disebut membayar US$ 1 juta untuk pembebasannya. Meskipun militer Filipina menyatakan operasi militer memaksa Abu Sayyaf membebaskan sandera itu.

WASHINGTON POST | YON DEMA

Berita terkait

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

3 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

6 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

6 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

8 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

15 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

26 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

29 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

29 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya