Iring-iringan yang membawa jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej, melintas dari rumah sakit ke Grand Palace di Bangkok, Thailand, 14 Oktober 2016. Dailynews/via REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan masyarakat Thailand berkumpul di Istana Kerajaan, Bangkok, Thailand. Mereka rela terjaga hingga larut malam untuk mengenang Raja Bhumibol Adulyadej, yang meninggal pada hari Kamis lalu.
Saat jenazah Raja Bhumibol dibawa ke istana dalam konvoi, ribuan pelayat berjajar di jalanan sambil menangis. Jutaan orang lainnya menonton secara langsung lewat siaran televisi.
Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn yang dinobatkan sebagai penggantinya, meminta ada penundaan karena harus menjalani serangkaian proses. Untuk itu, seorang Bupati telah ditunjuk jadi pengganti sementara.
Raja Bhumipol, pemimpin paling lama di dunia yang menduduki takhta, meninggal pada usia 88 tahun, Kamis 13 Oktober 2016, sehingga menyebabkan seluruh Thailand diselimuti kesedihan.
Pemerintah juga menyatakan kematian raja itu sebagai hari libur nasional pada Jumat, selain periode berkabung selama setahun dan meminta semua rakyat Thailand memakai baju hitam selama 30 hari.
Raja Bhumipol jatuh sakit dalam jangka waktu yang lama hingga akhinya ia meninggal pada hari Kamis. Bendera setengah tiang akan dikibarkan selama 30 hari ke depan.
Mereka juga diminta untuk menghindari 'pesta' selama periode ini, seperti pemutaran bioskop, konser, dan acara olahraga. Acara tersebut telah dibatalkan atau ditunda.
Beberapa berita Thailand juga telah mengubah halaman mereka jadi hitam dan putih. Semua saluran televisi di Thailand menayangkan liputan atau perkembangan situasi di sana secara langsung program.
Putra Mahkota ikut berkeliling dalam konvoi yang membawa jenazah raja ke Kuil Emerald Buddha di Royal Palace. "Kami baru saja kehilangan seorang raja. Aku sendiri tidak tahu apakah aku sudah bisa menerima semua ini atau tidak. Aku takut, karena aku tidak apa yang akan terjadi nanti," ujar salah satu pelayat, Phongsri Chompoonuch, 77 tahun.
Setelah konvoi tiba di kuil, putra mahkota melakukan serangkaian upacara untuk memandikan jenazah raja, yang merupakan ritual pemakaman tradisional Buddha Thailand.