Petugas Polisi memeriksa barang bukti yang ditemukan setelah baku tembak dengan pelaku penembakan di San Bernardino, California, 3 December 2015. Polisi menembak mati pasangan suami istri pelaku penembakan di pusat layanan sosial yang menewaskan 14 orang. REUTERS/Mario Anzuoni
TEMPO.CO, California - Biro Investigasi Federal (FBI) dan pemerintah Amerika Serikat telah berupaya memaksa raksasa perusahaan teknologi Apple membuka kode iPhone salah satu pelaku teror San Bernardino, California. Namun Apple menentangnya dan mengatakan hal itu melanggar hak privasi pengguna produknya.
Pada Rabu, 23 Maret 2016, situs berita Israel, Ynet.co.il, melaporkan ada pihak ketiga yang terlibat dalam pembukaan kode iPhone dan itu adalah Cellebrite, sebuah perusahaan "mobile forensic" Israel yang telah bekerja di bawah kontrak dengan FBI sejak 2013.
"FBI dibantu perusahaan teknologi Israel. Badan intelijen federal itu berhasil membuka kode iPhone yang digunakan pelaku teror Syed Rizwan Farook," demikian laporan yang dikutip dari laman Time.
Cellebrite mengklaim telah bekerja dengan lembaga penegak hukum dan badan intelijen di seluruh dunia. Perusahaan itu bangga akan kemampuannya membuka perangkat Apple yang terkunci.
"Layanan Investigasi Lanjutan Cellebrite (CAIS) menawari lembaga penegak hukum global terobosan untuk membuka perangkat Apple yang dijalankan dengan iOS 8.x," demikian isi pesan di situs web yang didedikasikan untuk Cellebrite.
Situs itu menambahkan, "Kemampuan unik ini adalah pertama dari jenisnya, yakni membuka kunci perangkat Apple yang menjalankan iOS 8.x secara forensik suara dan tanpa intervensi hardware atau risiko perangkat terhapus."
Menurut Ynet, Cellebrite mengklaim dapat menjalankan diagnosis pada lebih dari 15 ribu model ponsel dan tablet.