Eksekusi Mati Ulama Syiah, Saudi Putus Hubungan Diplomatik dengan Iran  

Reporter

Senin, 4 Januari 2016 11:40 WIB

Warga Muslim memprotes tindakan eksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr oleh pemerintas Arab Saudi di Kedutaan besar Arab Saudi, London, 3 Januari 2016. REUTERS/Toby Melville

TEMPO.CO, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi memutukan hubungan diplomatik dengan Iran menyusul demonstrasi di kantor kedutaannya di Teheran, Sabtu, 2 Desember 2016. Para pengunjuk rasa itu menentang kebijaksanaan Kerajaan mengeksekusi ulama Syiah, Nimr al-Nimr, karena dituding terlibat kekerasan.

Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir, dalam pengumumannya kepada media pada Minggu, 3 Desember 2016, selain meyatakan pemutusan hubungan diplomatik, juga meminta semua diplomatnya segera meninggalkan Negeri Mullah itu dalam waktu 48 jam.

Sejumlah media massa di Timur Tengah melaporkan bahwa semua staf diplomatik Saudi telah mendarat di Dubai, Uni Emirat Arab.

SIMAK: Profil Nimr Baqr Al-Nimr, Ulama Syiah yang Dieksekusi Mati Saudi

Kerajaan Arab Saudi mengeksekusi 47 orang yang dituding terlibat aksi terorisme, termasuk ulama Syiah, Nimr al-Nimr, dan pemimpin al-Qaeda, Faris al-Zahrani. Dalam pernyataan yang disiarkan melalui jaringan televisi, Menteri Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan, “Semua terdakwa itu terlibat terorisme di Kerajaan!”

Eksekusi yang dilaksanakan pada Sabtu, 2 Desember 2016, waktu setempat itu menuai protes di sejumlah negara, termasuk Iran. Bahkan, di Negeri Mullah ini, warga setempat menggeruduk kedutaan untuk menyampaikan ketidaksukaannya dan melemparkan bom molotov.



Keputusan hukuman mati untuk Nimr al-Nimr, yang dituding memimpin gerakan anti-pemerintah di kawasan timur Kerajaan, dikuatkan oleh Mahkamah Agung pada Oktober 2015. Dia didakwa menggelorakan kebencian, permusuhan, dan membawa senjata.

Untuk tuduhan melakukan gerakan perlawanan politik, Nimr tidak menolak. Namun dia membantah tudingan membawa senjata dan menyerukan kekerasan dalam aksi anti-pemerintah.




Adapun menurut siaran pers Kerajaan, para terdakwa yang dihukum mati itu adalah orang-orang yang terlibat dalam kekerasan antara 2003 dan 2006, yang melibatkan kelompok al-Qaeda pimpinan Faris al-Zahrani. “Zahrani salah satu pemimpin top al-Qaeda,” tulis media Saudi. Dia ditahan sejak 2004 karena menyelundupkan senjata. Juru bicara Kementerian Kehakiman Saudi, Mansour al-Qufari, mengatakan, “Proses peradilan berjalan obyektif.”

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

13 November 2017

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

25 Oktober 2017

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

25 Oktober 2017

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.

Baca Selengkapnya

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

6 Oktober 2017

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

4 Oktober 2017

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.

Baca Selengkapnya

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

23 Agustus 2017

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan

Baca Selengkapnya

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

15 Agustus 2017

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.

Baca Selengkapnya

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

15 Agustus 2017

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik

Baca Selengkapnya

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

14 Agustus 2017

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

2 Agustus 2017

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.

Baca Selengkapnya