Dikritik Hillary Clinton, Donald Trump: Hati-hati Berbicara!

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Jumat, 25 Desember 2015 04:22 WIB

Kandidat presiden dari Republik, Donald Trump berpidato dalam sebuah kampanye di Dallas, Texas, 14 September 2015. REUTERS/Mike Stone

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, menggencarkan kritiknya terhadap saingan politiknya, Hillary Clinton, yang berasal dari Partai Demokrat. Lewat akun Twitter-nya, Trump menampik pernyataan Clinton bahwa dia memiliki kecenderungan mengungkit seksualitas, terutama soal perempuan.

Seperti dilansir Reuters, Kamis, 24 Desember 2015, Trump melontarkan peringatan kepada pesaingnya tersebut agar tidak sembarang berkomentar. “Hati-hati atas ucapan Anda, Hillary. Saya sangat menghormati perempuan,” ucap Trump lewat akun @realDonaldTrump.

Sebelumnya, dalam suatu sesi debat, Trump mencecar kekalahan Clinton dalam pemilihan Presiden Amerika pada 2008. “Waspadalah, Hillary. Sikapmu sebagai wanita membuat posisimu lebih cepat mengalami degradasi,” ujar Trump lewat akun Twitter-nya.

Konglomerat terkenal Amerika itu sempat berkata vulgar saat menyindir Clinton. Dia menggunakan “she got schlonged” yang ditujukan kepada Clinton, yang tumbang di hadapan Barack Obama saat memperebutkan kursi tertinggi Partai Demokrat sebelum pemilu Amerika. Pernyataan itu dianggap mengandung konten vulgar.

Clinton sendiri tak sontak membalas komentar itu dalam sesi debat yang diadakan pada Sabtu, 19 Desember 2015. Dilansir Reuters, Clinton justru menyampaikan keluhannya atas Trump lewat wawancara dengan media dalam kampanye berkalanya pada Selasa, 22 Desember 2015.

"Aku menyesalkan nada kampanyenya, terutama retorika yang ia gunakan untuk membeda-bedakan orang,” tutur Clinton. "Ini bukan pertama kalinya dia melecehkan seseorang lewat seksualitas," katanya. Clinton juga menyatakan tak akan merespons sindiran Trump secara pribadi.

Sebuah polling yang diadakan Reuters pada Senin, 21 Desember 2015, menunjukkan Trump kemungkinan besar akan kalah secara head-to-head jika saja pemilu Presiden AS dilakukan hari itu juga. Enam dari sepuluh orang, dihitung dari rata-rata responden pada polling tersebut, mengaku malu bila Trump menjadi Presiden Amerika.

Gaya dan komentar Trump dalam berkampanye dianggap keterlaluan. Satu yang terkenal adalah saat dia mengatakan akan melarang muslim masuk AS pasca-penembakan brutal yang terjadi di San Bernardino pada November 2015. Komentarnya soal kaum Hispanik pun berhasil mengundang amarah sebagian pihak.

Sindiran vulgar Trump kepada Clinton ini bukan yang pertama kali. Pada 2011, dia sempat menggunakan kata vulgar saat diwawancarai Washington Post terkait dengan kekalahan sejumlah anggota Partai Republik dalam pemilu. Para anggota yang kalah tersebut juga perempuan, layaknya Hillary Clinton.

YOHANES PASKALIS




Berita terkait

Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

12 Februari 2024

Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

Konten Artikel X dari Elon Musk sangat mirip dengan 'Instant Article' di Facebook yang telah dipensiunkan pada 2022 lalu.

Baca Selengkapnya

Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

26 Mei 2023

Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

Elon Musk sempat akui mendukung Ron DeSantis dalam Pilpres AS 2024 karena kecewa dengan Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

23 Mei 2023

Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

Kanserlir Jerman Olaf Scholz mengutarakan dukungan pada Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu Amerika

Baca Selengkapnya

Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

19 April 2023

Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

Fox Corp dan Fox News menyelesaikan gugatan pencemaran nama baik oleh Dominion Voting Systems sebesar $787,5 juta atau setara hampir Rp12 triliun

Baca Selengkapnya

Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

30 November 2022

Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

Yevgeny Prigozhin dan perwakilan Wagner telah mengunjungi penjara Rusia menawarkan amnesti sebagai imbalan berperang untuk Rusia di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

27 November 2022

Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

Elon Musk mengakui akan mendukung Ron DeSantis pada pemilu Amerika Serikat 2024 karena kecewa pada pemerintahan Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya

8 November 2022

Elon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya

Pemilik baru Twitter, Elon Musk, mendesak warga AS memilih calon anggota Kongres dari Partai Republik untuk mengimbangi pemerintahan Joe Biden

Baca Selengkapnya

Bos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika

7 November 2022

Bos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika

Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin menyatakan akan terus ikut campur dalam Pemilu Amerika.

Baca Selengkapnya

Ini Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk

5 November 2022

Ini Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk

Beberapa eksekutif menyusul CEO Parag Agrawal yang sudah langsung dipecat Elon Musk saat dirinya memastikan menjadi pemilik Twitter pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Apa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia

3 November 2020

Apa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia

Apakah itu Joe Biden atau Donald Trump yang akan memenangkan pemilu Amerika, sama-sama menguntungkan Indonesia selama situasi domestik mendukung.

Baca Selengkapnya