TEMPO.CO, Washington DC - Calon Presiden Amerika Serikat yang dikenal kontroversial, Donald Trump, menyerukan larangan umat muslim memasuki AS. Seruan terkait dengan kampanyenya itu didorong penembakan di California yang melibatkan pasangan suami-istri diduga bagian dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Trump menggunakan Partai Republik sebagai kendaraan politiknya menuju Gedung Putih. Melalui tim kampanyenya, Trump mengatakan larangan itu berlaku hingga ada keputusan mengenai apa yang terjadi dalam serangan di California beberapa waktu lalu.
"Donald J. Trump menyerukan menutup total pintu masuk bagi muslim ke Amerika Serikat sampai perwakilan negara mengetahui apa yang sedang terjadi," kata siaran pers tim kampanye Trump.
Manajer kampanye Trump, Corey Lewandowski, mengatakan pada Senin, 7 Desember 2015, larangan tersebut juga berlaku bagi muslim sebagai wisatawan. "Semua orang," kata Lewandowski ketika ditanya apakah larangan juga akan berlaku untuk wisatawan muslim.
Pernyataan kontroversial itu sekali lagi mengundang kritik dari pesaing Trump. Gedung Putih mengecam seruan itu dan Trump dianggap mencederai prinsip negara Amerika Serikat yang toleran dan terbuka.
"Kami memiliki undang-udang tentang hak, menghormati kebebasan beragama," kata Ben Rhodes, pembantu kebijakan luar Presiden Barack Obama, seperti yang dilansir CNN, Selasa, 8 Desember 2015.
Sejak insiden serangan di Paris, Prancis, dan disusul kejadian di California yang menewaskan 14 nyawa, menyebabkan Trump semakin keras mengkritik dan menargetkan orang Islam dalam kampanye dan ucapannya. Hal tersebut juga mendapat dukungan dari media sosial.
CNN | YON DEMA
Berita terkait
Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika
12 Februari 2024
Konten Artikel X dari Elon Musk sangat mirip dengan 'Instant Article' di Facebook yang telah dipensiunkan pada 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaCapres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden
26 Mei 2023
Elon Musk sempat akui mendukung Ron DeSantis dalam Pilpres AS 2024 karena kecewa dengan Joe Biden.
Baca SelengkapnyaKanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika
23 Mei 2023
Kanserlir Jerman Olaf Scholz mengutarakan dukungan pada Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu Amerika
Baca SelengkapnyaTuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara
19 April 2023
Fox Corp dan Fox News menyelesaikan gugatan pencemaran nama baik oleh Dominion Voting Systems sebesar $787,5 juta atau setara hampir Rp12 triliun
Baca SelengkapnyaYevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina
30 November 2022
Yevgeny Prigozhin dan perwakilan Wagner telah mengunjungi penjara Rusia menawarkan amnesti sebagai imbalan berperang untuk Rusia di Ukraina.
Baca SelengkapnyaKecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024
27 November 2022
Elon Musk mengakui akan mendukung Ron DeSantis pada pemilu Amerika Serikat 2024 karena kecewa pada pemerintahan Joe Biden.
Baca SelengkapnyaElon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya
8 November 2022
Pemilik baru Twitter, Elon Musk, mendesak warga AS memilih calon anggota Kongres dari Partai Republik untuk mengimbangi pemerintahan Joe Biden
Baca SelengkapnyaBos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika
7 November 2022
Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin menyatakan akan terus ikut campur dalam Pemilu Amerika.
Baca SelengkapnyaIni Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk
5 November 2022
Beberapa eksekutif menyusul CEO Parag Agrawal yang sudah langsung dipecat Elon Musk saat dirinya memastikan menjadi pemilik Twitter pekan lalu.
Baca SelengkapnyaApa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia
3 November 2020
Apakah itu Joe Biden atau Donald Trump yang akan memenangkan pemilu Amerika, sama-sama menguntungkan Indonesia selama situasi domestik mendukung.
Baca Selengkapnya