Tahukah Anda, 690 Juta Anak Jadi Korban Perubahan Iklim  

Reporter

Kamis, 26 November 2015 10:54 WIB

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT/COP) ke-16 Perubahan Iklim dari Badan PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Cancun, Meksiko. ANTARA/Nur R Fajar

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir 690 juta dari 2,3 miliar anak-anak di dunia menjadi korban karena hidup di wilayah paling terdampak perubahan iklim. Mereka menghadapi tingkat kematian, kemiskinan, dan penyakit lebih tinggi akibat pemanasan alam.

Dalam laporan Badan Perserikatan Bangsa-bangsa Urusan Anak-anak (UNICEF) berjudul "Kecuali Kita Bertindak Sekarang" dinyatakan hampir 530 juta anak-anak hidup di negara paling parah dilanda banjir dan badai tropis, sebagian besar di Asia, sedangkan 160 juta anak-anak lain tumbuh di wilayah dengan kekeringan parah, terutama di Afrika.

"Anak-anak akan menanggung beban perubahan iklim. Mereka sudah menanggung sebagian besar dampaknya," kata Nicholas Rees, spesialis kebijakan UNICEF sekaligus penulis laporan tersebut.

"Banyaknya anak-anak terpapar bahaya iklim sangat menghawatirkan," katanya dalam laporan itu, Selasa, 24 November 2015.

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan Presiden China, Xi Jinping, akan bergabung dengan lebih dari 135 pemimpin dunia di Paris dalam konferensi internasional yang bertujuan meraih kesepakatan pertama tentang penanganan pemanasan global dalam 20 tahun ke depan.

Tugas paling mendesak yang harus dilakukan para pemerintah dunia, kata Rees, yakni menyepakati pembatasan emisi gas rumah kaca, tapi upaya pada level nasional juga diperlukan. "Saat pengaruh kesepakatan itu muncul, anak-anak masih akan bisa bersekolah dan memperoleh perawatan kesehatan yang mereka butuhkan," kata dia.


Perhatian utama terletak pada paparan mendetail tentang penyakit mematikan akibat perubahan iklim dan naiknya suhu bumi, seperti malaria, pneumonia, diare, dan kurang gizi. Gelombang panas, yang terjadi lebih sering daripada sebelumnya, mengakibatkan ruam parah, kram, kelelahan, dan dehidrasi, yang merupakan penyebab umum hipertermia dan kematikan pada bayi dan anak-anak.

Dampak kekeringan pertanian mengakibatkan malnutrisi dan kekurangan gizi, yang merupakan penyebab utama kematian setengah populasi balita di seluruh dunia. Dari 160 juta anak yang tinggal di daerah terdampak kekeringan hebat, hampir 50 juta di antanya berada di negara-negara yang separuh penduduknya hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 4 per hari.

Perubahan iklim juga semakin memperburuk kesenjangan, kata Rees. "Anak-anak miskin dan anak-anak kaya tidak memiliki kesempatan yang sama saat banjir atau kekeringan terjadi," katanya.

Daerah pesisir di Asia Selatan, Amerika Latin, dan Kepulauan Karibia, termasuk yang paling rentan terdampak. Begitu pula dengan pulau-pulau Pasifik, wilayah Tanduk Afrika, dan wilayah khatulistiwa di Afrika.
"Saat ini, anak-anak menjadi yang paling tidak bertanggung jawab terhadap perubahan iklim, tapi nantinya, mereka dan anak-anak mereka kelak, akan hidup dengan konsekuensi dari perubahan iklim," kata Direktur UNICEF Anthony Lake.

Konferensi Perubahan Iklim atau COP 21 akan dibuka pada 30 November dan dijadwalkan selesai pada 11 Desember 2015.

ANTARA

Berita terkait

Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

26 Juni 2018

Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

Aktivis lingkungan meminta hakim mengakomodasi dampak perubahan iklim ketika menyidangkan gugatan izin pembangunan PLTU batubara.

Baca Selengkapnya

Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

4 Juli 2017

Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

Stephen Hawking menilai tindakan Trump mundur dari Kesepakatan Iklim Paris bisa membuat Bumi menjadi seperti Venus dengan suhu 250 derajat.

Baca Selengkapnya

Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

2 Juni 2017

Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

Para pemimpin dunia mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menarik AS dari perjanjian iklim Paris 2015.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

2 Juni 2017

Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa AS menarik diri dari perjanjian perubahan iklim yang disepakati di Paris pada 2015.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

1 Juni 2017

Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

Elon Musk mengumumkan jika Presiden Trump mundur dari kesepakatan internasional Paris, dia akan mundur dari semua dewan penasihat Gedung Putih.

Baca Selengkapnya

Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

23 April 2016

Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

Setelah meneken Paris Agreement, pemerintah harus implementasikan pembangunan rendah karbon.

Baca Selengkapnya

170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

23 April 2016

170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

Respon terbaru dunia terhadap peningkatan suhu, naiknya permukaan air laut dan dampak lain dari perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

1 Februari 2016

Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

KLHK menggelar Festival Iklim di Jakarta Convention Center (JCC) pada 1-4 Februari 2016, agar semua pihak mengerti kesepakatan COP 21 di Paris.

Baca Selengkapnya

Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

31 Januari 2016

Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

Festival pada 1-4 Februari ini diadakan KLHK, Pemerintah Norwegia dan UNDP Indonesia.

Baca Selengkapnya

Siti Nurbaya: Indonesia Siap Jalankan Paris Agreement  

18 Desember 2015

Siti Nurbaya: Indonesia Siap Jalankan Paris Agreement  

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pastikan Indonesia akan jalankan Kesepakatan Paris atau Paris Agreement.

Baca Selengkapnya