Sekjen PBB Ban Ki-moon, melambaikan tangan kepada wartawan pada saat kedatangannya ke markas Otoritas Palestina, di Ramallah, Tepi Barat, 13 Oktober 2014. (AP/Nasser)
TEMPO.CO, Pyongyang - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon akan mengunjungi Korea Utara, akhir pekan ini. Jika kunjungan ini terealisasi, peristiwa tersebut menjadi yang pertama bagi pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menerima pemimpin dunia sejak mengambil alih kekuasaan dari ayahnya, Kim Jong-il, yang meninggal pada 2011.
Rencana kunjungan Ban Ki-moon ke Korea Utara ini diberitakan Yonhap, kantor berita pemerintah Korea Selatan, pada Senin, 16 November 2015.
Seorang sumber di PBB mengatakan Ban Ki-moon akan mengunjungi Pyongyang dalam kapasitas resmi sebagai Sekretaris Jenderal PBB. Sumber Yonhap mengatakan tidak mungkin Ban Ki-moon ke Pyongyang tanpa bertemu dengan Kim Jong-un. "Tidak mungkin Sekretaris Jenderal PBB mengunjungi Korea Utara dan tidak bertemu dengan pemimpin tertinggi dari negara anggota PBB," kata sumber itu, seperti dikutip dari laman Telegraph.
Juru bicara kantor Sekjen PBB menolak memberikan tanggapan atas rencana Ban Ki-moon ke Korea Utara pada akhir pekan ini.
Sebelumnya, Ban Ki-moon dijadwalkan mengunjungi Korea Utara pada Mei tahun ini, tapi Pyongyang membatalkan undangan saat-saat terakhir.
Apabila kunjungan tahun ini benar terjadi, hal itu tidak akan menjadi kunjungan pertama Ban Kim-moon ke Korea Utara. Dia pernah menyeberangi perbatasan untuk mengunjungi zona industri Kaesong bersama delegasi diplomat asing pada 2006. Saat itu Ban Ki-moon menjabat Menteri Luar Negeri Korea Selatan.
Sebelum Ban Ki-moon, dua Sekretaris Jenderal PBB sebelumnya sudah mengunjungi Korea Utara, yakni Kurt Waldheim pada 1979 dan 1993 serta Boutros Boutros-Ghali, yang bertemu dengan pemimpin Kim Il-Sung untuk membahas ketegangan atas ambisi nuklirnya.