Balas Teror, Jet Tempur Prancis Jatuhkan 10 Bom ke Kamp ISIS
Editor
Gendur Sudarsono
Senin, 16 November 2015 05:56 WIB
TEMPO.CO, Paris – Pemerintah Prancis akhirnya membalas teror di Paris yang menewaskan lebih dari 130 orang dengan melakukan serangan udara terhadap sebuah kamp pelatihan ISIS di Suriah, Minggu malam, 15 November waktu setempat.
Baca juga:
Drama Teror Paris: Allahu Akbar, Isi Pelor Lagi, Lalu Tembak-tembak!
Teror Paris: Foto Mengerikan, Tempat Konser Bersimbah Darah
Kementerian Pertahanan Perancis menyatakan, serangan udara yang menghantam kawasan Raqqa itu dilakukan setelah berkoordinasi dengan pasukan Amerika Serikat. Dua puluh bom dijatuhkan sehingga menghancurkan pusat komando, pusat perekrutan jihad, depo amunisi, serta sebuah kamp pelatihan.
Kota Raqqa sebagai target pengeboman (Dailymail)
Serangan itu dilancarkan dengan mengerahkan sekitar 10 jet tempur yang berangkat dari Uni Emirat Arab dan Yordania.
Sebelumnya, Presiden Prancis Francois Hollande mengutuk keras serangan teror di Paris dan menyebutnya sebagai langkah perang yang dikobarkan oleh ISIS. Dia menyatakan tak bisa mengampuni teror itu. "Kami akan bertindak dengan segala cara di mana saja, di dalam atau di luar negeri," ujar Hollande, Sabtu, 14 November 2015.
Baca juga:TEROR PARIS: 5 Fakta Penting yang Perlu Anda Tahu
Reaksi keras Presiden Prancis itu amat mengejutkan. Banyak pihak yang semula berpendapat teror Paris akan mendorong pemerintah Prancis lebih lunak dan akomodatif, terutama menghadapi masalah ISIS di Suriah. Wartawan senior Pierre Haski dalam tulisannya di laman Guardian, termasuk yang memprediksi kemungkinan itu.
Haski menggambarkan, selama tiga tahun berkuasa, François Hollande telah berubah dari politikus yang biasa mengakomodasi pandangan orang lain menjadi seorang komandan atau panglima perang. Sikap ini terlihat dari sikapnya yang keras terhadap masalah ISIS di Suriah.
Presiden yang kurang populer di dalam negeri karena gagal memecahkan masalah ekonomi itu, menurut Haski, berhasil mengobati bangsa yang terluka saat teror terhadap Charlie Hebdo Januari lalu dengan sikapnya yang tanpa kompromi. Haski mengira Presiden Prancis akan sedikit mengubah sikap setelah Paris bersimbah darah, tapi yang terjadi sebaliknya.
GUARDIAN I INDEPENDENT | DSD
Baca juga:
TEROR PARIS: 5 Fakta Penting yang Perlu Anda Tahu
Tujuh Alasan Paris Menjadi Sasaran Serangan Teror Ekstremis