Presiden Barack Obama berbicara dengan Presiden Prancis Hollande, setelah tuduhan memata-matai muncul. bbc.com
TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama tetap berencana menghadiri konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berlangsung 30 November-11 Desember 2015 di Paris, Prancis.
Pejabat Gedung Putih dalam keterangan tertulisnya, seperti dilansir Reuters, menyatakan Obama emoh mengubah jadwal meski Paris baru saja diguncang serangan teroris hingga menewaskan lebih dari 128 orang.
Kemarin, ISIS mengklaim bertanggung jawab di balik serangan serentak teror bom dan penembakan di sejumlah lokasi di Paris, yang membuat lebih dari 128 orang tewas dan ratusan orang terluka. Mereka berada di gedung konser, restoran, dan stadion nasional Prancis.
Konferensi Perubahan Iklim dijadwalkan akan berlangsung di Le Bourget, tepi utara Paris. Pertemuan itu bertujuan memperoleh kesepakatan pencegahan tingkat bencana atas pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca.
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius, Sabtu, 14 November 2015, mengatakan konferensi perubahan iklim tetap berlangsung seperti yang direncanakan. "COP 21 (Paris Climate Conference) harus dilaksanakan," kata Laurent. Ia memastikan keamanan Paris setelah serangan akan ditingkatkan.
Obama sendiri mengklaim telah memperjuangkan upaya untuk mengurangi perubahan iklim. Dia berharap COP21 bisa menghasilkan kesepakatan yang ambisius dan berkelanjutan.
Awal bulan ini, Obama menghambat pipa minyak Keystone XL, yang berusaha dibangun Kanada menuju AS, dengan alasan proyek itu akan menghalangi dunia dalam memerangi perubahan iklim. Konferensi Perubahan Iklim, yang diadakan pada 30 November sampai 11 Desember, itu berlangsung di bawah Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).