Ahmed Mohamed, Siswa Perakit Jam, Keluar dari Sekolah

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 22 September 2015 21:32 WIB

Ahmed Mohamed (kanan), melambaikan tangan bersama kakaknya Eyman Mohamed, saat kembali ke rumah di Irving, Texas, 16 September 2015. Polisi membebaskan Ahmed dari segala tuduhan. AP/Brandon Wade

TEMPO.CO, California - Ahmed Mohamed, pemuda yang menjadi terkenal setelah merakit jam yang disangka bom, sore itu sedang menghadiri dan menikmati undangan Google di California. Di saat yang sama, ayahnya berkendaraan ke sekolah MacArthur di distrik ISD Irving (IISD) dan secara resmi menyatakan anaknya mengundurkan diri dari sekolah tersebut.

Dilansir dari laman Dallasnews.com, tidak hanya Ahmed yang meninggalkan sekolah di distrik tersebut. Seminggu setelah guru bahasa Inggris Ahmed melaporkan jam buatannya yang disangka bom ke polisi, adik pria dan adik perempuannya juga menarik dari sekolah lain di distrik IISD. Ayah mereka, Mohamed Elhassan Mohamed, mengungkapkan hal itu seperti dikutip dari Mirror.

"Ahmed mengatakan, 'Saya tidak ingin pergi ke MacArthur'," kata Mohamed. "Anak-anak ini tidak akan bahagia di sana."

Mohamed mengatakan bahwa dia kini tengah berjuang dengan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

"Kejadian ini merobek keluarga dan membuat kami sangat bingung," kata Mohamed.

Dia tidak tahu di mana Ahmed akan melanjutkan pendidikan setelah ini, meski banyak sekolah yang telah menawarkan untuk menampungnya dan keluarga juga dilaporkan tengah dalam pembicaraan dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Mohamed mengatakan ia akan lebih memilih untuk memberikan anak itu sedikit liburan sebelum ia memutuskan sesuatu.

Pada Rabu, 23 September 2015, seluruh keluarga berencana untuk terbang ke New York. Mohamed mengatakan pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa ingin bertemu dengan Ahmed.

Setelah itu, jika mereka bisa mendapatkan visa, Mohamed ingin mengajak Ahmed berziarah ke Mekkah, Arab Saudi. Ia berharap keluarga dapat merencanakan masa depan yang lebih baik saat berada di tanah suci.

"Saya meminta kepada Allah untuk memberikan berkat-Nya saat ini," kata Mohamed. "Setelah itu, kita akan lihat."

Dan pada akhirnya, ia mengingat salah satu undangan yang ditujukan kepada Ahmed dari tokoh paling terkenal. "Kalau kami kembali, kami akan mengunjungi Presiden Obama."

DALLAS NEWS.COM | MECHOS DE LAROCHA







Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya