Capres Ben Carson: Muslim Tak Cocok Jadi Presiden AS  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Senin, 21 September 2015 16:49 WIB

Dr. Ben Carson Sr. (kiri) menerima penghargan ROBIE Lifetime dari aktor actor James Pickens, Jr. di New York. Foto: AFP/Stan Honda

TEMPO.CO, Washington - Isu agama marak disebut-sebut dalam debat calon presiden Amerika Serikat.

Dalam sebuah acara televisi, Ahad, kandidat calon presiden (capres) dari Partai Republik Ben Carson menyebut umat Islam tidak layak dan cocok untuk menjadi presiden Amerika Serikat, dengan alasan iman mereka tidak konsisten dengan prinsip-prinsip Amerika.

"Saya tidak akan menganjurkan bahwa kita menempatkan Muslim bertanggung jawab atas bangsa ini. Saya benar-benar tidak setuju dengan itu," kata Carson kepada NBC di acara "Meet the Press", sebagaimana dikutip dari Reuters, 21 September 2015.

Pernyataan Carson disampaikan setelah sebelumnya Donald Trump, kandidat presiden lainnya, menolak untuk menanggapi komentar-komentar anti-Muslim yang diusung para pendukungnya pada Jumat pekan lalu.

Carson, yang beragama Kristen mengatakan gagasan dia berasal dari Alkitab. Menurutnya, iman presiden AS harus "konsisten dengan Konstitusi."

Ketika ditanya apakah ia tidak pernah berpikir bahwa Islam cocok dengan prinsip itu, pensiunan ahli bedah saraf menegaskan, "Tidak, saya tidak mendapatinya."

Sementara itu, sebagaimana dilaporkan Reuters, Kelompok hak-hak asasi Muslim terbesar di Amerika mengutuk Carson atas pernyataannya, menuntut harus mendiskualifikasi dia dari kontes presiden karena Konstitusi AS tidak melakukan tes agama untuk seseorang yang ingin memegang jabatan publik.

"Ini di luar batas dan dia harus mundur," kata juru bicara Dewan Hubungan Amerika-Islam Ibrahim Hooper.

Perwakilan Demokrat Minnesota Keith Ellison, yang menjadi orang pertama Muslim terpilih sebagai anggota Kongres, mengatakan: "Ini tak terbayangkan bahwa calon presiden Partai Republik terkemuka menjual ketakutan untuk kepentingan kampanye mereka." Ellison menambahkan dalam pernyataannya bahwa "setiap warga Amerika harus terganggu bahwa tokoh nasional ini terlibat dalam dan mentoleransi secara terang-terangan tindakan kefanatikan agama. "

Dalam sebuah pernyataan setelahnya pada hari yang sama, juru bicara kampanye Carson Doug Watts menyampaikan klarifikasi, mengatakan bahwa Carson sangat percaya pada jaminan konstitusional kebebasan beragama, tetapi ia juga percaya bahwa orang-orang Amerika masih jauh dari siap untuk menerima seorang Muslim sebagai Presiden dalam masyarakat mayoritas Yahudi-Kristen.

"Tanpa pertanyaan, ada perbedaan yang kompleks antara praktek agama Islam dan konstitusi kita, perbedaan yang sangat nyata dan sangat bertentangan dengan satu sama lain," kata Watts.

Carson, dilansir dari laman Reuters, dikatakan semakin meningkat popularitasnya dalam jajak pendapat, meskipun ia tergelincir dalam jajak pendapat CNN / ORC dirilis pada Minggu, ke tempat ketiga dari kedua dengan dukungan 14 persen.

Jajak pendapat CNN / ORC menunjukkan Donald Trump, maestro real estate, masih terus memimpin kontes dengan dukungan 24 persen pemilih terdaftar, turun dari 32 persen dalam jajak pendapat sebelumnya.

REUTERS | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

12 Februari 2024

Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

Konten Artikel X dari Elon Musk sangat mirip dengan 'Instant Article' di Facebook yang telah dipensiunkan pada 2022 lalu.

Baca Selengkapnya

Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

26 Mei 2023

Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

Elon Musk sempat akui mendukung Ron DeSantis dalam Pilpres AS 2024 karena kecewa dengan Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

23 Mei 2023

Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

Kanserlir Jerman Olaf Scholz mengutarakan dukungan pada Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu Amerika

Baca Selengkapnya

Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

19 April 2023

Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

Fox Corp dan Fox News menyelesaikan gugatan pencemaran nama baik oleh Dominion Voting Systems sebesar $787,5 juta atau setara hampir Rp12 triliun

Baca Selengkapnya

Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

30 November 2022

Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

Yevgeny Prigozhin dan perwakilan Wagner telah mengunjungi penjara Rusia menawarkan amnesti sebagai imbalan berperang untuk Rusia di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

27 November 2022

Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

Elon Musk mengakui akan mendukung Ron DeSantis pada pemilu Amerika Serikat 2024 karena kecewa pada pemerintahan Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya

8 November 2022

Elon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya

Pemilik baru Twitter, Elon Musk, mendesak warga AS memilih calon anggota Kongres dari Partai Republik untuk mengimbangi pemerintahan Joe Biden

Baca Selengkapnya

Bos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika

7 November 2022

Bos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika

Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin menyatakan akan terus ikut campur dalam Pemilu Amerika.

Baca Selengkapnya

Ini Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk

5 November 2022

Ini Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk

Beberapa eksekutif menyusul CEO Parag Agrawal yang sudah langsung dipecat Elon Musk saat dirinya memastikan menjadi pemilik Twitter pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Apa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia

3 November 2020

Apa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia

Apakah itu Joe Biden atau Donald Trump yang akan memenangkan pemilu Amerika, sama-sama menguntungkan Indonesia selama situasi domestik mendukung.

Baca Selengkapnya