Bom Bangkok, Polisi Hubungkan Ledakan dengan Uighur

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 27 Agustus 2015 16:41 WIB

Sejumlah biksu memimpin doa untuk para korban ledakan bom motor di kuil Erawan, Bangkok, Thailand, 19 Agustus 2015. Ledakan di kuil Erawan menewaskan setidaknya 22 orang dan 120 lainnya luka-luka. AP/Sakchai Lalit

TEMPO.CO, Bangkok - Polisi Thailand mulai mengaitkan pemberontak Uighur di wilayah Cina dalam kasus ledakan di kuil Erawan yang menewaskan 22 orang.

Polisi menemukan sejumlah warga Turki memasuki Thailand sebelum ledakan tersebut terjadi.

Polisi dan beberapa analis keamanan telah membahas kemungkinan koneksi ke Uighur, minoritas muslim yang berbicara bahasa Turki dari barat jauh Cina. Mereka mengeluhkan penganiayaan oleh Beijing.

Pemberontak Cina Uighur merupakan masalah penting bagi banyak orang Turki, yang melihat diri mereka memiliki latar belakang budaya dan agama yang sama.

Bulan lalu, lebih dari seratus warga Uighur dideportasi dari Thailand ke Cina--sebuah langkah yang mendapat kecaman luas dari kelompok-kelompok hak asasi dan memicu protes di luar konsulat Thailand di Istanbul.

Juru bicara polisi nasional, Prawut Thavornsiri, mengatakan kepada wartawan bahwa polisi telah memeriksa kedatangan warga Turki yang masuk Thailand sekitar dua minggu sebelum terjadi ledakan.

"Kemungkinan ada banyak orang Turki yang datang ke Thailand. Kami sedang menyelidiki kelompok yang mungkin telah datang ke sini," ucap Thavornsiri saat ditanya apakah polisi telah menyelidiki 15 warga Turki.

Thavornsiri menjelaskan, "Kami memang memeriksa 15 orang. Kami tidak fokus pada kewarganegaraan, tapi individu," ujar Thavornsiri, seperti dilansir Reuters, Kamis, 27 Agustus 2015.

Anthony Davis, analis keamanan yang berbasis di Bangkok, berbicara di Foreign Correspondent Club of Thailand pada Senin bahwa ada tiga kemungkinan kelompok yang memiliki motif dan kemampuan untuk melakukan serangan.

"Yang paling mungkin pelaku pengeboman adalah anggota militan dari organisasi sayap kanan Turki yang dikenal sebagai Serigala Abu-abu, sebuah organisasi ekstrem Turki," tuturnya.

Davis mengatakan motif mereka mungkin adalah balas dendam atas deportasi etnis Uighur dari Thailand ke Cina.

Bukti utama yang dimiliki polisi dalam insiden ledakan di kuil yang sangat populer di kalangan turis Asia tersebut adalah rekaman kamera keamanan.

Rekaman itu menunjukkan seorang pria dengan kaus kuning dan rambut hitam meninggalkan ransel setelah memasuki kuil Erawan dan berjalan menjauh dari tempat kejadian sebelum terjadi ledakan.

Sebanyak 12 dari 22 orang yang tewas dalam serangan pada 19 Agustus 2015 itu adalah warga asing, termasuk warga Cina, Hong Kong, Inggris, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

REUTERS | YON DEMA

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya