Sejumlah pengungsi asal Suriah dan imigran lainnya berebut mengambil makanan yang dibagian oleh para pekerja kota Kos di Yunani, 14 Agustus 2015. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) meminta Yunani untuk mengatasi "kekacauan total" di pulau-pulau Mediterania, karena dipenuhi oleh para imigran. REUTERS/Yannis Behrakis
TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat berharap negerinya bisa menerima 5.000-8.000 pengungsi Suriah pada 2016. Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby, pada Senin, 24 Agustus 2015, sebanyak 15 ribu pengungsi Suriah telah siap menuju AS. "Mereka akan diurus oleh badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa."
Pada Desember 2014, Washington pernah mengatakan telah menerima 9.000 pengungsi Suriah sesuai dengan arahan PBB. Selama ini AS mendapat kritik dari berbagai negara karena dianggap tidak turut ambil bagian dalam penanganan sekitar 4 juta pengungsi Suriah yang menjadi korban perang saudara di negeri itu sejak 2011.
Menghadapi kritik tersebut, Kirby berdalih bahwa AS adalah pemimpin untuk masalah pengungsi dan memberikan bantuan keuangan sebagai upaya pemulihan kembali. "Namun pekerjaan itu tidak bisa dinilai sukses sekarang," ucapnya.
Kirby menambahkan, "AS benar-benar berkomitmen memberikan bantuan mencari solusi transisi politik di Suriah sehingga negeri itu memiliki lingkungan yang aman bagi warganya untuk kembali, termasuk terhadap jutaan orang yang mengungsi di Turki saat ini."
AS telah menyumbang dana bantuan kemanusiaan sebesar US$ 4 miliar atau sekitar Rp 56 triliun bagi orang-orang yang terkena dampak kekerasan di Suriah sejak 2011.
Komisioner Tinggi untuk Pengungsi PBB Antonio Guterres mengatakan jumlah pengungsi Suriah telah melampui angka 4 juta pada Juli 2015 dan ada kemungkinan bakal meningkat menjadi 4,27 juta orang pada akhir tahun ini.