Praktek Berabad-abad, Festival Penuh Darah Akhirnya Dihapus

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 31 Juli 2015 05:44 WIB

Prosesi penyembelihan seekor kerbau oleh warga umat Hindu dalam perayaan Festival Durga Puja di kawasan kuil dewi Hindu Durga, di Desa Rani di Guwahati, India, 2 Oktober 2014. (AP Photo)

TEMPO.CO, Kathmandu - Festival serta ritual pembantaian hewan besar-besaran di Nepal dibatalkan dan dinyatakan tidak akan diadakan lagi. Pemuka agama Nepal akhirnya mengakhiri ritual berdarah itu. Tradisi lima tahunan yang telah berabad-abad dipraktekkan ini bermula ketika masyarakat Hindu setempat menyembelih ratusan ribu hewan untuk menenangkan dewi sembahan mereka.

Pada 2009, lebih dari 500 ribu kerbau, kambing, ayam, dan hewan lain dipenggal dalam festival yang disebut Gadhimai tersebut. Sebanyak 250 ribu lainnya dibantai dalam ritual yang sama pada 2014. Tapi kepala Aliran Kuil Gadhimai, Ram Chandra Shah, yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan festival itu, telah merilis pernyataan baru.

Ram Chandra berujar, "Waktunya telah tiba untuk mengganti pembunuhan dan kekerasan dengan perayaan dan ibadah yang damai. Kuil Gadhimai secara resmi mengakhiri ritual pengorbanan hewan. Dengan bantuan Anda, kita dapat memastikan Gadhimai 2019 bebas dari pertumpahan darah," ujarnya seperti dilansir Metro.co.uk pada 29 Juli 2015.

Keputusan mengakhiri tradisi berdarah tersebut diumumkan cabang aliran itu di Delhi setelah terjadi proses negosiasi yang ketat dan kampanye oleh organisasi perlindungan hewan Lembaga Kemanusiaan Internasional di India dan Jaringan Kesejahteraan Hewan di Nepal.

Wendy Higgins, juru bicara Lembaga Kemanusiaan Internasional, yang telah bekerja tanpa lelah untuk mengakhiri ritual tersebut, mengatakan, "Ini merupakan prestasi besar karena Gadhimai adalah pembunuhan hewan massal yang dalam skala itu sulit untuk benar-benar dipahami."

Wendy Higgins menambahkan, "Semoga dampak keputusan penuh kasih ini akan menginspirasi acara serupa lainnya."

Ritual ini bermula 265 tahun silam. Menurut mitologi setempat, sekali peristiwa, seorang tuan tanah feodal sedang tidur di penjara ketika bermimpi dibebaskan dari segala penderitaan duniawinya setelah memberikan korban darah untuk Gadhimai, dewi kekuasaan.

Dewi itu meminta pengorbanan manusia, tapi Bhagwan Chowdhary, tuan tanah itu, berhasil menawarinya darah binatang. Sejak saat itu, praktek tersebut dilakukan setiap lima tahun sekali.

METRO.CO.UK | YON DEMA

Berita terkait

Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

27 Juni 2019

Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

Protes kekerasan atas nama agama digelar di India, setelah gerombolan Hindu melakukan aksi pengeroyokan terhadap seorang pria Muslim pekan lalu.

Baca Selengkapnya

SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

20 Februari 2018

SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

Hendardi mengatakan bahwa tujuan dari pihak yang melakukan penyerangan itu, yakni menciptakan instabilitas.

Baca Selengkapnya

Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

26 September 2017

Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

Djarot mengatakan tindakan Joker membubarkan kebaktian Pulogebang tidak mencerminkan Islam yang damai dan penuh rahmat.

Baca Selengkapnya

Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

26 September 2017

Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

Setelah kasus kebaktian Pulogebang terjadi, Forum Komunikasi akan menunjuk perwakilan dari agama dan suku pada setiap blok selaku komunikator.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

26 September 2017

Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

Sukatma pun menerangkan bahwa video rusuh kebaktian Pulogebang yang viral tersebut tidak lengkap .

Baca Selengkapnya

Kasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...

26 September 2017

Kasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...

Tokoh masyarakat telah membuat kesepakatan agar insiden pembubaran kebaktian Pulogebang tidak terulang.

Baca Selengkapnya

Komnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut

25 September 2017

Komnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut

Arist?berpendapat, menjalankan ibadah, termasuk kebaktian?Pulogebang,?adalah hak fundamental yang dilindungi secara universal.

Baca Selengkapnya

Pria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun

25 September 2017

Pria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun

Pria bernama Nasoem Sulaiman alias Joker terekam kamera tengah membubarkan kebaktian Pulogebang

Baca Selengkapnya

Sisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang

25 September 2017

Sisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang

Nasoem alias Joker rajin beribadah dan menjadi tokoh masyarakat di rusun. Dia dibawa ke kantor polisi lantaran membuat rusuh kebaktian di Pulo Gebang.

Baca Selengkapnya

Begini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang

25 September 2017

Begini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang

Tak sampai 24 jam setelah mengganggu kebaktian di Rumah Susun Pulogebang, Joker dihajar empat orang pria bertubuh tinggi dan besar di rumahnya.

Baca Selengkapnya