ASEAN Bentuk Satgas Pengungsi Rohingya, UNHCR Mendukung

Reporter

Senin, 6 Juli 2015 12:50 WIB

Para pengungsi etnis Rohingya antre untuk mengambil makanan di kamp pengungsian Mee Tike, Myanmar, pada 4 Jui 2015. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi (UNHCR) menyambut baik rencana Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) membentuk satuan tugas untuk merumuskan solusi pergerakan pengungsi dan imigran di wilayah Asia Tenggara. UNHCR juga menerima proposal ASEAN terkait dengan dana perwalian.

Rencana pembentukan satgas dan dana perwalian dirumuskan dalam ASEAN Ministerial Emergency Meeting on “Transnational Crime Concerning Irregular Movement of Persons in Southeast Asia” di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 2 Juli 2015. Pertemuan para menteri ASEAN ini membahas penanganan polemik pengungsi Rohingya dan imigran legal asal Bangladesh yang telantar di lautan sejak Mei lalu.

Pertemuan di Kuala Lumpur merumuskan beberapa rekomendasi untuk menyelamatkan sebanyak 4.800 orang Rohingya dan Bangladesh yang menjadi korban penyelundupan manusia dan harus terlunta-lunta di lautan selama puluhan hari. Mereka kini terdampar di beberapa negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Ratusan di antaranya dilaporkan masih hilang.

Perwakilan UNHCR untuk Asia Tenggara, James Lynch, mendukung rekomendasi yang dirumuskan ASEAN di Kuala Lumpur. "Kami mendukung penuh tindakan penegakan hukum atas penyelundupan dan perdagangan manusia," kata Lynch, Senin, 6 Juli 2015.

Keamanan perbatasan, ucap Lynch, harus diperkuat sejalan dengan diperhatikannya perlindungan hak asasi manusia para pengungsi. "Korban harus menerima pendampingan dan perlindungan," ujar Lynch. "Alternatif hukuman bagi mereka yang mencari suaka, khususnya anak-anak, harus disepakati."

UNHCR juga menawarkan bantuan kepada ASEAN, terutama menyangkut keahlian teknis untuk menyaring dan mencari solusi bagi para pengungsi. Perserikatan Bangsa-Bangsa pun berjanji akan membantu memobilisasi dukungan bagi ASEAN yang telah mengambil langkah signifikan untuk mengatasi tantangan pengungsi di wilayah itu.

PBB mengingatkan bahwa ASEAN perlu membuat mekanisme berkelanjutan sebagai kunci dukungan internasional bagi negara-negara yang terkena dampak. "Satgas yang dibentuk harus menjamin terpenuhinya hak-hak para pengungsi dan imigran serta mencari tahu akar masalah yang membuat perpindahan paksa itu terjadi," demikian pernyataan resmi PBB.

UNHCR bersama dengan International Organization for Migration dan UN Office on Drugs and Crime juga menyoroti beberapa tanggung jawab yang harus diemban satgas, seperti memastikan akses bagi lembaga nasional dan internasional untuk membantu langsung para korban.

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA | BERNAMA

Berita terkait

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

1 jam lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

4 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

5 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

10 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

ASEAN dan Australia Memperingati 50 Tahun Kemitraan

13 hari lalu

ASEAN dan Australia Memperingati 50 Tahun Kemitraan

ASEAN dan Australia memperingati 50 tahun pertemuan pertama antara Sekretaris Jenderal ASEAN dan para pejabat Australia pada 16 April

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

19 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

20 hari lalu

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

AppliedHe menempatkan IPB sebagai universitas terbaik ke-3 se-Asia Tenggara. Mengalahkan UI dan ITB di level lokal.

Baca Selengkapnya

Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

22 hari lalu

Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.

Baca Selengkapnya

Profil Negeri Laos yang Memegang Estafet Keketuaan ASEAN 2024

23 hari lalu

Profil Negeri Laos yang Memegang Estafet Keketuaan ASEAN 2024

Ditujukan untuk memberikan bantuan teknis kepada para official Kementerian Keuangan Laos dalam mempersiapkan agenda gelaran pertemuan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya