Akhiri Derita Rohingya, Indonesia Ajak Kerja Sama Myanmar  

Reporter

Jumat, 3 Juli 2015 04:24 WIB

Dua pria Muslim Rohingya, Noor Alam (kanan) dan Sadik Hussein duduk di rumah gubuk yang menjadi tempat pengungsian warga Muslim Rohingya di di Desa Thetkabyin, utara dari Sittwe, Myanmar, 29 Mei 2015. (AP Photo)

TEMPO.CO , Jakarta: Perwakilan menteri-menteri luar negeri Asia Tenggara berkumpul di Kuala Lumpur dalam Emergency ASEAN Ministerial meeting on Transnational Crime: Irregular Movement of Persons in the South East Asia Region. Pertemuan tersebut secara umum membahas masalah people smuggling di Asean namun isu Rohingya juga jadi salah satu yang diperbincangkan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah Rohingya di Myanmar adalah pembangunan. "Kami menawarkan kerjasama dengan Myanmar untuk bersama-sama membangun Rohingya," kata Arrmanatha di Kementerian Luar Negeri, Kamis, 2 Juli 2015.

Pembangunan, kata Arrmanatha, tidak hanya dilakukan untuk Rohingya yang beragama Islam namun juga Buddha. Pembangunan harus dilakukan menyeluruh agar konflik di Myanmar itu dapat diselesaikan. "Dengan adanya proses pembangunan, dengan sendirinya tension kedua masyarakat akan berkurang," ucap Arrmanatha.

Indonesia sendiri, kata Arrmanatha, telah membangun empat sekolah bantuan Pemerintah RI di Myanmar yang diresmikan Wakil Menteri Luar Negeri RI, AM Fachir, pada Desember 2014 lalu. Sekolah yang dibangun dengan dukungan dana total US$ 1 juta itu terletak di tiga desa Rakhine, negara bagian yang dilanda konflik komunal antara 2012 hingga Juni 2014.

Keempat sekolah itu dibangun di Desa Thaykan dan Desa Sanbalay, Minbya Township dan dua lainnya terletak di Desa Mawrawaddy, Maungdaw Township serta di Desa Buthidaung, Thapyaygone Township.

Dalam pertemuan membahas people smuggling itu, Indonesia diwakili oleh utusan Kementerian Koordinator Politik Hukum dan HAM serta Kementerian Luar Negeri. Negara-negara Asean lain juga mengirim utusan walau tak ada pejabat setingkat menteri yang hadir. "Kemenkopolhukam merupakan koordinator masalah people smuggling di Indonesia," kata Arrmanatha.

Pertemuan itu merupakan tindak lanjut pertemuan sebelumnya di Bangkok dan menyepakati adanya upaya bersama untuk mengatasi persoalan people smuggling. Selanjutnya, pertemuan kemungkinan akan digelar di Jakarta atau Bali.

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

5 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

7 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

7 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

8 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

8 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

8 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

15 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

16 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

18 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya