Tajikistan Cabut Kewarganegaraan Penduduk Terlibat ISIS

Reporter

Kamis, 25 Juni 2015 12:10 WIB

Seorang pejuang kurdi sedang melakukan pengecekan sebuah dokumen, di pos penjagaan. Tel Hamis sebelumnya dikuasai oleh militan ISIS, namun berhasil direbut kembali. Tel Hamis, Suriah, 1 Maret 2015. REUTERS / Rodi Said

TEMPO.CO, Dushanbe - Parlemen Tajikistan meloloskan rancangan undang-undang yang mencabut kewarganegaraan penduduknya yang bergabung dengan kelompok gerilyawan yang menamakan diri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak dan Suriah.

"Seseorang akan otomatis dicabut kewarganegaraannya dalam Republik Tajikistan jika mereka berperang bersama kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi teroris di luar negeri," kata Zarif Alizoda, anggota ombudsman hak asasi negara itu, kepada parlemen.

Parlemen kemudian dengan suara bulat mengundang-undangkan RUU itu. Saat ini ada sekitar 400 warga Tajikistan yang bergabung dengan ISIS. Termasuk Kolonel Gulmurod Halimov, yang pernah menjadi kepala unit pasukan khusus pada Kementerian Dalam Negeri Tajikistan.

Mei 2015 lalu, Kolonel Gulmurod Halimov, mantan komandan pasukan khusus kementerian dalam negeri, mengejutkan negeri itu dengan mengumumkan lewat klip video sepanjang 12 menit di YouTube. Dalam video itu, dia menyatakan membelot ke ISIS karena menganggap pemerintah negaranya menjalankan kebijakan-kebijakan yang anti Islam.

Bulan ini dia muncul di video dengan mengancam memenggal adiknya yang telah meminta diringa kembali ke negaranya dan menghadapi hukuman. Pekan ini foto-foto Halimov yang dirawat karena cedera tersebar di media sosial. Setelah pengumuman Halimov itu, Tajikistan segera menyatakan ISIS sebagai organisasi teroris.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), ada sekitar 159 warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS. Namun pengamat terorisme, Sidney Jones, memprediksi 200-300 warga Indonesia telah menjadi anggota ISIS.

BNPT mengantisipasi warga Indonesia pergi ke Suriah untuk menjadi milisi ISIS. Ada empat upaya pendekatan yang dilakukan BNPT, yakni kontraideologi, kontraradikal, kontrapropaganda, dan kontranarasi.

Seorang pria warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS diberitakan dieksekusi mati karena dituduh mendonasikan darahnya yang telah terinfeksi AIDS. Dilansir Daily Mail, 23 Juni 2015, pria ini mendonasikan darah itu kepada anggota milisi ISIS lainnya yang berbasis di Shaddadi, Provinsi Hasaka Selatan. Seorang anggota milisi asal Mesir tertular HIV/AIDS karena menerima donasi darah tersebut. Setelah diadakan investigasi internal oleh ISIS, diketahui juga bahwa seorang gadis Yasidi berusia 15 tahun yang dijadikan budak seks juga positif HIV. Ia tertular karena diperkosa anggota milisi yang telah terinfeksi HIV.

ANTARA | DAILY MAIL


Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

9 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

28 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

29 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

37 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

38 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

40 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

40 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

40 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

41 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

41 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya